04 March 2022, 15:27 WIB

Warga Pangkalpinang Menjerit Harga Elpiji Nonsubsidi Rp200 Ribu


Rendy Ferdiansyah | Nusantara

MI/Kristiadi.
 MI/Kristiadi.
Ilustrasi.

HARGA elpiji nonsubsidi kemasan 12 kg di tingkat pengecer menyentuh harga Rp200 ribu. Hal ini tentu saja membuat konsumen elpiji nonsubsidi menjerit.

Lukman, salah satu konsumen elpiji nonsubsidi, mengatakan dirinya mengikuti anjuran pemerintah untuk menggunakan elpiji nonsubsidi. "Sudah bertahun-tahun saya menggunakan gas nonsubsidi 12 kg, harga Rp150 ribu hingga Rp155 ribu," kata Lukman, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat (4/3).

Harga itu, menurutnya, masih wajar dan terjangkau bagi masyarakat menegah. "Gas 3 kg subsidi kan khusus masyarakat miskin. Nah kami masyarakat menengah tidak keberatan menggunakan gas nonsubsidi harga seperti di atas, wajar," ujarnya.

Namun dengan kenaikan harga gas saat ini, dirinya mengaku sangat keberatan dan membebankan pengeluaran. "Sekarang harga gas 12 kg di agen Rp190 ribu, sedangkan di pengecer sudah Rp200 ribu. Ini sudah tidak sesuai lagi dengan pendapatan kami," ungkap dia.

Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah, dalam hal ini Pertamina, meninjau kembali kenaikan harga itu yang memberatkan masyarakat. "Kami keberatan kenaikan harga gas itu akan menjadi celah bagi konsumen gas nonsubsidi membeli gas 3 kg yang disubsidi," tuturnya.

Baca juga: Pemerintah Provinsi Jawa Timur Salurkan 3.500 Ton Minyak Goreng ke Daerah

Yanti, seorang ibu rumah tangga, juga mengaku harga gas itu sangat memberatkan. Terlebih lagi, harga sejumlah bahan pokok ikut naik. "Cabai rawit dari Rp60 ribu sekilogram sekarang menjadi Rp100 ribu per kilogram. Bawang merah pun demikian mengalami kenaikan, belum lagi bapok (bahan pokok) lain," kata Yanti. (OL-14)

BERITA TERKAIT