PELAJAR di beberapa sekolah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dilaporkan terkonfirmasi covid-19. Mereka terpapar saat berlangsung pembelajaran tatap muka (PTM).
Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, mengatakan sejauh ini para pelajar yang terpapar covid-19 itu berasal dari tiga sekolah. Jenjang pendidikannya di kalangan SMP dan SMA.
"Untuk pelajar, saat ini kan sudah disetop dulu tatap mukanya. Nah ini sebelumnya ada (pelajar) yang terpapar di beberapa sekolah yang sudah lapor," terang Yusman, Rabu (16/2).
Pelaporan ditindaklanjuti dengan melakukan screening terhadap para pelajar. Pemkab Cianjur pun mengambil kebijakan menghentikan sementara PTM untuk mencegah penularan agar tidak meluas. "Saat mendapat laporan, kita langsung lakukan screening," tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Irvan Nur Fauzy, menjelaskan merujuk surat edaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur Nomor: 421.1/174/Disdikpora/2022 tertanggal 8 Februari 2022, pelaksanaan PTM ditunda sementara waktu. Kebijakan tersebut didasari pertimbangan kondisi kasus covid-19 maupun omikron yang terpantau kembali meningkat.
"Mencermati kondisi yang ada sekarang, omikron dan ada beberapa siswa yang terkonfirmasi, sehingga diterbitkanlah keputusan untuk pembelajar tatap muka sementara waktu dihentikan. Jadi (pelaksanaannya) secara daring," terang Irvan.
Kebijakan tersebut diberlakukan mulai Rabu (9/2) pekan lalu hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Kebijakan itu juga merupakan tindak lanjut Surat Edaran Bupati Cianjur Nomor: 443.1/1150/SATGAS COVID-19/2022 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Covid-19 di Kabupaten Cianjur per 31 Januari 2022.
Pada surat edaran itu Bupati Cianjur membatasi dan meniadakan berbagai kegiatan yang bisa memicu melonjaknya kembali kasus covid-19. Irvan menuturkan meskipun saat ini pembelajaran dilakukan secara jarak jauh, tetapi pelaksanaan vaksinasi masih tetap berjalan. "Vaksinasi tetap akan dilaksanakan untuk siswa SD, SMP, dan SMA, terutama dosis kedua," sebut Irvan.
Teknisnya, kata Irvan, nanti setiap siswa yang mendapatkan jadwal dosis kedua akan diundang menjalani vaksinasi. Lokasinya akan tersentralisasi di masing-masing sekolah. "Mereka (pelajar) akan diundang ke sekolah sesuai jadwal vaksinasi. Tidak ada pembelajaran karena sekarang dilaksanakan daring. Hanya untuk vaksinasi saja," pungkasnya. (OL-15)