26 January 2022, 09:15 WIB

Jembatan Arawawo Diperbaiki, Warga tak Perlu Lagi Bayar Jasa Pikul


Gabriel Langga | Nusantara

MI/Gabriel Langga
 MI/Gabriel Langga
Jembatan Arawawo

SEKITAR bulan Januari 2021, hujan besar melanda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, hingga membuat jembatan gantung Arawawo yang ada di Kecamatan Mego ambruk diterjang banjir. Akibatnya, satu tahun lebih, warga Desa Korobhera harus membayar jasa pikul kendaraan dan barang agar bisa menyeberangi sungai tersebut.

Namun pada awal tahun 2022, warga merasa lega. Pasalnya jembatan gantung Arawawo dikerjakan ulang dengan menggunakan dana siap pakai tanggap darurat milik BPBD Kabupaten Sikka.

Berdasarkan pantauan mediaindonesia.com, Kamis (26/1), terlihat warga setempat melewati jembatan tersebut dengan bebas hambatan menggunakan kendaraan roda dua. Mereka tidak lagi mengeluarkan uang untuk membayar penyedia jasa pikul kendaraan. Hal ini dikarenakan jembatan tersebut sudah bisa digunakan dan diresmikan oleh Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo.

Thomas, warga Desa Korobhera, mengatakan, sejak ambruk, aktivitas lalu lintas warga dua desa yakni Desa Paga dan Desa Korobhera harus lumpuh total terutama kendaraan roda dua. Sehingga, kata dia, kurang lebih setahun ini warga harus menggunakan penyedia jasa untuk pikul kendaraan dan barang agar bisa menyeberangi sungai.

"Jadi dulu sejak ambruk jembatan itu, warga di sini kalau mau ke kota pakai motor, bayar orang di sungai agar bisa pikul motor. Begitu juga kalau bawa barang banyak harus bayar orang supaya bisa melintas," papar dia di Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Warga Cidaun Nekat Lintasi Jembatan Gantung yang Nyaris Roboh

Untuk itu, ia merasa senang karena jembatan tersebut sudah dikerjakan ulang oleh pemerintah di tahun 2022 dan sudah bisa digunakan warga.

"Jembatan itu sudah diperbaiki dan sekarang warga sudah bisa melintas baik bagi pejalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan roda dua. Warga sekarang sudah tidak bayar lagi penyedia jasa," ucap Thomas.

Sementara itu, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengatakan ambruknya jembatan itu bukan karena banjir semata. Tetapi karena kayu yang tersangkut.

Ia berharap Pemerintah Desa Korobhera harus berkoordinasi dengan desa lain yang berada di hulu, agar tidak menebang pohon di pinggir kali.

"Saya minta aparat desa agar koordinasi dengan desa yang ada di hulu, agar tidak menebang dan membuang kayu ke kali," kata Bupati Sikka.

Ia pun berjanji ke depannya berupaya agar bisa membangun jembatan permanen sehingga bisa dilintasi juga kendaraan roda empat.

"Kita akan upayakan bangun jembatan yang permanen ke depannya," tutur Bupati.(OL-5)

BERITA TERKAIT