TIDAK mudah bagi 70 murid SDN Ciloma, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, untuk belajar di sekolah. Setiap hari mereka harus menumpang perahu kayu untuk menyeberangi sungai saat pulang dan pergi ke sekolah.
Hal ini mengundang perhatian Jabar Quick Response untuk mengatasi hal itu.
"Sungai Cikaso adalah satu-satunya akses menuju sekolah yang berlokasi di kampung Ciloma, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung. Tidak hanya
jarak dan akses menuju sekolah yang menjadi hambatan, habitat buaya di
wilayah sungai juga menjadi ancaman tersendiri bagi murid-murid sekolah
yang tiap hari harus berangkat menyeberangi sungai tersebut," kata Ketua Umum Jabar Quick Response(JQR) Bambang Trenggono, Senin (24/1).
Dia menyebutkan, pemberian perahu antarjemput murid SDN CIloma Sukabumi
merupakan bukti kasih sayang dari seorang pemimpin bernama Ridwan Kamil.
"Kang Emil berusaha sekuat tenaga ingin mewujudkan semua harapan warganya, khususnya kebutuhan kebutuhan primer atau dasar," lanjut Bambang.
Dia menambahkan sebelumnya SDN Ciloma jarang mendapatkan perhatian, sebab akses dan jarak yang sangat jauh. "Namun Kang Emil mengatakan justru warga Jabar yang jauh jaraknya ini harus jadi prioritas, agar diperlakukan seadil adilnya," ucapnya.
Harapan Bambang, kondisi seperti ini disikapi seadil-adilnya, agar seluruh warga Jabar merasakan hasil dan kinerja pemerintahan.
"Biasanya orang-orang yang mudah terjangkau saja yang merasakan dampak kerja pemerintahan. ini juga bisa menerjemahkan sila ke 5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Kordinator operasional JQR, Irvan Hilmy menambahkan SDN Ciloma
terletak di pinggir Sungai Cikaso yang alirannya ke arah muara Samudra Indonesia. Perjalanan dari dermaga Cikaso sekitar 1 jam dengan menggunakan perahu mesin atau sampan.
Sementara para siswa dan siswi yang bersekolah di SD Ciloma mayoritas menyebrang Sungai Cikaso pulang pergi dikarenakan letak sekolah berseberangan dengan tempat tinggal mereka.
"Sekolah belum memiliki alat transportasi (perahu) sendiri, sehingga
murid harus menunggu perahu lain yang melintas dan memiliki tujuan yang
sama. Tidak jarang siswa pun sering kesiangan. Siswa yang berasal dari
Desa Sumberjaya (seberang sekolah) pun juga harus menyebrang menggunakan perahu warga," ujar Irvan.
Menurut Irvan, JQR segera merespons setelah menerima laporan dari
masyarakat dengan melaksanakan proses survei. Tim memastikan kebenaran
informasi sekaligus menggali data kebutuhan di lokasi.
Dari hasil survei itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginstruksikan JQR untuk memberikan bantuan perahu untuk antarjemput para murid di SDN Ciloma.
Berkat kolaborasi antara JQR dan WeCare.id, murid dan guru SDN Ciloma
tidak lama lagi akan memiliki perahu. Perahu, menurut Irvan, masih dalam proses akhir pengerjaan.
Model perahu yang akan diberikan adalah perahu dengan menggunakan mesin. "Tim Jabar Quick Response sudah mengunjungi tempat pembuatan perahu, kurang lebih Hampir 80% rampung," ujar Irvan.
Irvan melanjutkan, masyarakat di sekitar SDN Ciloma mayoritas berprofesi petani, dan sebagian penyadap gula merah. Di waktu musim ikan masyarakat memanfaatkan sumber daya sungai untuk menangkap ikan, udang, dan impun untuk dikonsumsi dan sebagian dijual.
Kepala Sekolah SDN Ciloma Usef Ruswanda mengatakan, sangat
berterima kasih atas bantuan perahu tersebut. "Sekolah kami dibangun pada 1984. SDN Ciloma menampung siswa dari Desa Sumberjaya Kecamatan Tegalbuleud dan Desa Cibitung."
Dengan segala keterbatasan dirinya bersama 3 guru honorer tetap menjaga
semangat untuk mengajar. Setiap hari dirinya juga menggunakan perahu
untuk menuju sekolah dari kediamannya.
"Sekitar 40 menit sampai sejam perjalanan, bolak balik setiap hari," ujarnya. (N-2)