MARAKNYA penambang tambang timah secara ilegal yang mengabaikan keselamatan setidaknya telah merenggut puluhan korban jiwa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung Mikron Antariksa mengatakan, berdasarkan data yagng ada sejak 2017-2018 ada 40 pekerja tambang tewas.
Kemudian lanjutnya di tahun 2020 tercatat ada 21 korban tewas di tambang. Begitu juga ditahun 2021 setidak 7 pekerja tewas.
"Setidaknya sudah 68 orang tewas di tambang pekerja yang tewas ini kebanyakan tertimbun longsoran tanah lantaran mengabaikan keselamatan," kata Mikron, Senin (24/1).
Pihaknya berharap tingginya akan laka kwrja tambang yang menewaskan puluhan pekerja data di antisipasi pada tahun ini.
Untuk itu. Ia menghimbau pekerja tambang selalu waspada ketika beraktivitas, terlebih saat ini cuaca ekstem.
"Ketika menambang timahnya banyak. Pekerja ini lalai, tidal menghiraukan keselamatan, kendati kondisi hujan angin kencang dan petir," ujarnya.
Terlebih menurut Mikron, pekerja tambang pasir timah ilegal di Babel tidak memilliki K3 mereka ini pekerja informal yang beresiko tinggi terjadinya laka lambang. Untuk itu seharusnya mereka tetap mematuhi K3. "Bukan hanya mengejar hasilnya saja," ungkap Mikron. (OL-13)
Baca Juga: Semen Gresik Gelar Vaksinasi Booster di Poliklinik Rembang