PERTANIAN telah memasuki era 4.0. Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak generasi muda beradaptasi dalam memanfaatkan peluang dan memenangi kompetisi. Generasi muda pun harus mengambil peran khususnya dalam bidang pertanian melalui berbagai kegiatan yang produktif.
Untuk mendukung hal tersebut, Kementan terus mendorong pertumbuhan petani muda, termasuk di daerah salah satunya di wilayah Papua.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
Ia berharap generasi muda Indonesia yang ingin terjun ke sektor pertanian bisa meninggalkan pemikiran lama bahwa bertani merupakan kegiatan yang kotor dan bersifat tradisional.
Mentan juga menegaskan bahwa sektor pertanian menjadi lapangan pekerjaan yang menjanjikan. “Sebagai anak muda harus mampu melakukan, menumbuhkan jiwa yang kuat dalam membangun pertanian sehingga memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara Indonesia," ujarnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan titik pengungkit program utama Kementan ialah peningkatan SDM.
"Tugas BPPSDMP adalah menyediakan SDM yang unggul inovatif, kreatif, produktif dan berjiwa enterpreneur," tutur Dedi dalam keterangannya, Kamis (21/10).
Menurutnya, tiga pilar utama penopang BPPSDMP adalah Pusat Pelatihan Pertanian, Pusat Penyuluhan Pertanian dan Pusat Pendidikan. "Masing-masing pilar tersebut mempunyai widyaiswara, dosen dan penyuluh yang masing-masing komposisi tersebut harus kuat, tangguh, dan tahan banting menghadapi situasi apapun, termasuk situasi pademi covid-19 yang sampai saat ini masih belum usai," katanya.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) pelatihan di bawah BPPSDMP, berperan aktif dalam menumbuhkan minat generasi muda di bidang pertanian melalui berbagai macam program pelatihan, magang, praktek kerja lapangan dan praktik kerja industri.
Untuk meningkatkan SDM, atau mutu lulusan, terutama pada kemampuan kerja dan professional, siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK PP) Daerah Jayapura, Papua, melaksanakan praktek kerja usaha (PKU) yang dilaksanakan melalui fasilitasi kerja sama antara Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Papua dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan.
Ini merupakan kali kedua kerja sama dengan pihak Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Papua. Jarak dan waktu tidak menjadikan penghalang bagi siswa siswi SMK PP Daerah Jayapura untuk menimba ilmu secara sungguh-sungguh.
Memanfaatkan teknologi digital yakni aplikasi Zoom meeting, siswa siswi bersemangat mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh pembimbing PKU, baik secara teori, diskusi serta praktik kegiatan.
“Program ini dimaksudkan meningkatkan kemampuan siswa sehingga pada waktunya setelah lulus mempunyai kemampuan, nilai jual dan mampu bekerja di dunia usaha dan dunia industri di bidang pertanian dimana mereka melanjutkan pekerjaan maupun pendidikan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Papua, Semuel Siriwa.
Semuel meminta agar siswa-siswi mampu menaikkan komoditas lokal menjadi nilai tambah potensial agar kearifan lokal mereka bisa dikenal di daerah lain. Sehingga kemajuan dunia pertanian semakin nampak meningkat.
Sementara itu Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor, mengatakan sangat berterima kasih atas kepercayaan dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Papua, untuk kali kedua telah memberikan kepercayaan dan menitipkan siswa siswi SMK PP Jayapura kepada BBPP Ketindan.
“Hal ini menjadikan suatu kehormatan bagi kami untuk bisa memberikan dan mentransfer ilmu kepada seluruh siswa siswi PKU. Di akhir masing-masing materi nanti, siswa siswi akan diminta untuk membuat video praktek kegiatan sesuai dengan materi yang disampaikan, agar transfer ilmu benar-benar telah diterima siswa siswi dengan baik,” katanya.
Selama satu bulan PKU, 35 siswa siswi dari program studi agribisnis tanaman pangan dan hortikultura (TPH) memperoleh materi budidaya tanaman cabe kecil, bunga kol dalam polybag, kacang panjang dan tanaman ubi jalar.
Sedangkan 29 siswa siswi dari program studi agribisnis pengolahan hasil pertanian (APHP) memperoleh pengolahan keripik bayam, roti labu kuning, pengolahan jahe merah instan (bubuk) dan pengolahan kedelai menjadi susu. (RO/OL-09)