19 October 2021, 07:25 WIB

Keraton Yogyakarta Tiadakan Arak-arakan Gunungan Mulud


Agus Utantoro | Nusantara

MI/Ardi T
 MI/Ardi T
Gerebak Maulud tahun ini kembali ditiadakan karena pandemi covid-19.

PUNCAK peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW di Keraton Yogyakarta, kembali diselenggarakan secara sederhana, tanpa menyelenggarakan arak-arakan gunungan yang dikawal prajurit atau yang biasa dikenal dengan istilah Garebeg Mulud.

Tahun ini, 12 Mulud tahun Alip 1955 (Jawa) yang bertepatan dengan Selasa
Pon 19 Oktober 2021, perayaan digelar dengan membagi-bagikan uba rampe
rengginang di Bangsal Sri Manganti.

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta, GKR
Condrokirono menjelaskan, sejumlah 2.700 buah rengginang akan dibagikan
ke tiga peruntukan, seperti halnya pelaksanaan garebeg pada umumnya yakni Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan Kompleks Kepatihan.

"Selain ubarampe rengginang, keraton juga akan membagikan uang logam dan beras sebagai simbol dari udhik-udhik yang biasanya dibagikan saat pelaksanaan rangkaian perayaan Mulud," jelasnya.

Pelaksanaan Hajad Dalem peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW kali ini,
lanjutnya,  masih mengedepankan protokol kesehatan. "Hal ini dilakukan untuk menaati anjuran pemerintah sekaligus meminimalisir penyebaran Covid-19 di DIY. Oleh karenanya, pelaksanaan prosesi Garebeg disederhanakan dengan pembagian ubarampe saja. Hal ini sudah dilakukan sejak pelaksanaan Garebeg Sawal tahun 2020 lalu atau masa-masa awal pandemi Covid-19," tuturnya.

Sementara itu, Gamelan Sekati yang biasanya dikeluarkan dari keraton dan
ditempatkan di Pagongan Masjid Gedhe untuk dibunyikan selama satu
minggu, saat ini tidak dilakukan.  

"Miyos Gangsa (keluarnya Gamelan Sekati dari keraton ke pagongan) dan Kondur Gangsa (kembalinya Gamelan Sekati dari pagongan ke keraton) termasuk udhik-udhik, tidak dilakukan, sama seperti tahun lalu," imbuh putri kedua Ngarsa Dalem ini.

Meski arak-arakan gunungan dan prajurit ditiadakan, lanjut GKR Condrokirono, esensi dari pelaksanaan Garebeg tidaklah hilang yaitu sebagai perwujudan rasa syukur dari raja atas melimpahnya hasil bumi yang dibagikan kepada rakyatnya.

Hal ini tambahnya  adalah bentuk konsistensi keraton dalam melestarikan
budaya dalam berbagai situasi.

Sementara itu, segala kegiatan pementasan paket wisata di Keraton Yogyakarta juga masih diliburkan hingga waktu yang tidak dapat ditentukan. Namun demikian, pada masa pandemi ini, Keraton Yogyakarta justru makin giat menghadirkan konten seputar keraton melalui media sosial dan YouTube Kraton Jogja yang dikelola Tepas Tandha Yekti.

Luncurkan Tembang Macapat

GKR Condrokirono lebih lanjut mengungkapkan, walaupun prosesi Miyos
Gangsa dan Kondur Gangsa ditiadakan, Keraton Yogyakarta tetap berupaya
untuk melakukan edukasi budaya dengan meluncurkan 11 video tutorial
Macapat, Dijelaskan, tepat pada Selasa (12/10), tanggal yang seharusnya digelar
prosesi Miyos Gangsa.

Kesebelas tembang ini narasinya diambil dari teks Sapa Aruh yang disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X selama periode Februari hingga Juli 2021.

Adapun 11 tembang tersebut adalah Mijil Sekarsih Slendro Manyuro, Kinanthi Sekar Gadhung Pelog Bem, Sinom Grandhel Pelog Barang,  Asmaradana Kedhaton Slendro Manyura, Dhandhanggula Kanyut Pelog Bem,  Gambuh Panglipur Slendro Manyuro, Durmo Dhendharangsang Slendro Manyuro, Pangkur Ngrenas Pelog Bem, Megatruh Waluh gadhing Slendro Manyuro,  Pocung Madusita Pelog barang dan Mas Kumambang Limrah Pelog Bem.

Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhomardowo, KPH Notonegoro,
menjelaskan bahwa peluncuran video tutorial Macapat volume 2 ini merupakan respons atas tingginya minat masyarakat pada video tutorial Macapat volume 1 yang telah diluncurkan pada 2020 lalu.

"Kami mengapresiasi antusias masyarakat atas tanggapan dan respons yang baik pada peluncuran video tutorial Macapat tahun 2020 lalu," jelasnya.

Lanjut KPH Notonegoro, selain bertujuan sebagai sarana edukasi virtual
mengenai keraton, konten tersebut diharapkan dapat menjadi referensi
kegiatan dan sajian budaya yang dapat dinikmati dan dipraktikkan
masyarakat sembari tetap berada di rumah. Seluruh tutorial Macapat
tersebut dapat disaksikan melalui kanal YouTube: Kraton Jogja.

"Mari senantiasa menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada dengan
tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas. Semoga sehat dan berkah senantiasa membersamai kita dan orang-orang terkasih," ajaknya. (OL-13)

Baca Juga: Psikis Korban Dugaan Tindak Asusila Kapolsek Parigi Moutong Terguncang

BERITA TERKAIT