09 July 2021, 14:35 WIB

Proyek Pamsimas Terbengkalai Warga Desa Hoder Kesulitan Air Bersih


Gabriel Langga | Nusantara

MI/Moat Angga
 MI/Moat Angga
Proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Holder, Sikka terbengkalai.

KEHADIRAN proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) seharusnya dapat mengatasi kesulitan masyarakat terhadap air bersih. Namun sayang, proyek tersebut justru tidak berfungsi sehingga warga di Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur tetap kesulitan air bersih.

Akibatnya warga setempat terpaksa harus berjalan kaki sekitar satu kilo mengambil air untuk keperluan sehari-hari di salah satu sumur tua yang ada di sekitar wilayah desa tersebut.

Seperti disaksikan mediaindonesia.com, Jumat (9/7) dengan berkeliling di Dusun Dua, Desa Hoder ini. Yang mana terlihat pipa-pipa yang disambungkan dekat-dekat warga itu dari proyek Pamsimas yang dikerjakan pada 2014 ini tidak berfungsi. Pipa-pipa jenis plastik ini berwarna hitam hanya tergeletak tanah. Beberapa pipa berserak di pinggir jalan dan dibiarkan begitu saja.

Sementara beberapa kran umum hasil pembangunan program Pamsimas itu pun tidak berfungsi. Akibatnya warga, mulai yang dewasa hingga anak-anak berjalan kaki sekitar satu kilometer dengan membawa jerigen untuk mengambil air. Selain itu juga, terlihat beberapa ibu-ibu sedang membawa pakaian yang diisi di dalam ember untuk dibawah ke lokasi pencucian di sumur.

Salah satu warga Dusun Dua, Desa Hoder, Benyamin mewakili warga yang lain mengatakan setiap hari mulai dari pagi sampai sore ini sumur di sini penuh dengan warga untuk mengambil air di sumur untuk masak dan minum menggunakan
jerigen.

"Kita tiap hari ambil air untuk minum dan masak di sumur. Kami berjalan kaki sekitar satu kilo bisa sampai di sumur itu. Kalau mandi dan mencuci pakaian kami langsung disumur saja," ujar dia

Dia pun menyampaikan untuk membuang air besar kami terpaksa ke hutan karena air hanya untuk bisa minum dan masak saja. "Jadi mau buang air besar biasanya kami pakai gali di hutan. Habis itu gunakan dengan batu," ujar dia dengan tersenyum malu.

Benyamin menceritakan disini ada program Pamsimas yang dikerjakan tahun 2014. Tetapi sejak selesai dikerjakan tidak ada manfaatnya karena air tidak keluar. "Coba kesana lihat pipa-pipa itu hanya ada bertebaran saja tetapi air tidak keluar. Kami harap program Pamsimas bisa atasi air bersih tetapi sama juga tidak bisa atasi air bersih yang kami alami" beber dia.

Terkait ini, Kepala Desa Hoder, Martina Bunga saat dikonfirmasi menjelaskan pipa-pipa yang ada di wilayah itu bukan tidak berfungsi tetapi pembagian air terhambat. Sehingga kata dia, tahun 2021 pihak desa telah menganggarkan untuk pembangunan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi mereka.

"Kami sudah kumpulkan warga bahwa tahun ini pihak desa akan bangun sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Jadi mereka sudah tahu itu. Tahun ini kita akan bor airnya karena kita sudah dianggarkan dalam dana desa," tandas Martina Bunga.

Terkait program Pamsimas tahun 2014, ia menjelaskan pipa-pipa yang dipasang melalui program Pamsimas itu bukan tidak berfungsi akan tetapi pembagian air itu salah di warga.

"Pipa air yang dipasang itu melalui program Pamsimas itu bukan tidak berfungsi tetapi ketika pembagian air ada warga yang ego sangat tinggi. Mereka mau satu rumah satu kran air. Padahal yang dibagikan satu tugu kran air untuk beberapa rumah," jelas dia.

Pipa-pipa air tersebut, jelas dia, jelas tidak akan berfungsi karena ada warga yang potong pipanya sehingga air tidak mengalir. "Kita sudah berikan solusi untuk atasi kesulitan air bersih di dusun dua itu dengan pembangunan sumur bor air. Tahun ini kita kerjakan," pungkas Kades Hoder. (OL-13)

Baca Juga: Positif Covid di Sumsel Melonjak, Pejabat Sebut Delay Report

BERITA TERKAIT