KAWASAN objek wisata Gunung Bromo, Jawa Timur sudah dibuka untuk aktivitas pariwisata sejak 28 Agustus 2020 lalu. Namun, tidak semua desa di kawasan waisata tersebut, saat ini telah menerima kehadiran wisatawan.
Warga Tengger di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, memilih sementara menutup diri dari kunjungan wisata guna mencegah penularan covid-19. Warga desa di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru itu sampai kini menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Memang saat pembukaan wisata Bromo, kepala Desa Ngadas mengatakan belum siap menerima pengunjung," tegas Kepala Subbagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Kota Malang, Jawa Timur, Syarif Hidayat, Selasa (1/9).
Sejak Gunung Bromo dibuka lagi sejak ditutup selama pandemi, kunjungan wisata mulai bergairah. Wisatawan antusias memesan tiket di TNBTS melalui daring.
Sebanyak dua ribuan wisatawan domestik mengunjungi wisata Bromo yang eksotis tersebut sampai akhir Agustus. Kunjungan berdasarkan data booking online dari 28-31 Agustus 2020 sebanyak 2.687 orang.
Bupati Malang Muhammad Sanusi menyatakan keputusan Desa Ngadas untuk sementara waktu tidak menerima kunjungan orang dari luar desa selama masa pandemi korona harus dihormati. Sikap seperti itu dibolehkan karena semua desa di Kabupaten Malang sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Menurut Sanusi, Desa Ngadas merupakan zona hijau. Pertimbangan masyarakat dan pemerintah desa setempat, lanjut Sanusi, guna mencegah penularan virus korona. "Warga ingin menjaga desa mereka tetap zona hijau," jelasnya.
Sanusi lebih jauh mengungkapkan kasus positif korona di Kabupaten Malang sebanyak 759 orang dengan angka kesembuhan 578 orang dan meninggal dunia 50 orang. Tiap hari, katanya, ada penambahan 10 kasus. Akan tetapi pasien yang sembuh rata-rata 12 orang sampai 14 orang per hari atau angka kesembuhan 75%. (R-1)