30 May 2023, 10:22 WIB

Hari Ini, Polri Gelar Sidang Etik Teddy Minahasa


Khoerun Nadif Rahmat | Megapolitan

MI/Usman Iskandar
 MI/Usman Iskandar
Polri menggelar sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) bagi terdakwa kasus peredaran narkoba jenis sabu, Irjen Teddy Minahasa Putera.

POLRI menggelar sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) bagi terdakwa kasus peredaran narkoba jenis sabu, Irjen Teddy Minahasa Putera.

"Pada hari ini Selasa, 30 Mei 2023 dilaksanakan sidang kode etik Irjen TM," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi (30/5).

Ramadhan menjelaskan bahwa sidang etik Teddy digelar pada pukul 09.00 WIB. Kendati demikian, pihaknya masih belum dapat merinci mengenai susunan komisi sidang dan saksi dalam persidangan tersebut. "Sidang dimulai pukul 09.00 WIB," pungkasnya.

Baca juga: Sidang Banding Teddy Minahasa Ajang Adu Alat Bukti

Diketahui, Teddy divonis hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Mantan Kapolda Sumatra Barat itu didakwa menawarkan, membeli, menjual dan menjadi perantara narkotika jenis sabu.

Selain Teddy, Polda Metro Jaya menetapkan 10 orang lainnya sebagai tersangka, yakni Hendra, Aril Firmansyah, Aipda Achmad Darmawan, Mai Siska, Kompol Kasranto, Aiptu Janto Situmorang, Linda Pudjiastuti, Syamsul Ma'arif, Muhamad Nasir, dan AKBP Dody Prawiranegara.

Baca juga: JPU Banding Putusan Penjara Seumur Hidup Teddy Minahasa, Pakar : Terkesan Dipaksakan

Teddy dan para tersangka dijerat Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 112 Ayat 2, juncto Pasal 132 Ayat 1, juncto Pasal 55 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 

Saat ini Teddy melalui kuasa hukumnya melakukan upaya hukum banding. Tim penasehat hukum Teddy Minahasa, Anthony Djono yakin kliennya bisa bebas dari segala dakwaan dengan syarat hakim betul-betul cermat melihat fakta persidangan banding. Dirinya sadar semua putusan ada di tangan hakim, sebab itu berharap hakim bisa lebih bijaksana dan objektif menangani kasus tanpa terpengaruh opini publik.   

"Kalau cerita optimis, ya kami optimis tapi syaratnya hakimnya harus cermat. Ya memang lagi-lagi yang membuat putusan hakim, ya tentu kita hanya bisa berharap ya.  tantangan besar yang kami hadapi sebenarnya adalah opini publik," kata Anthony.  (Z-3)

BERITA TERKAIT