13 December 2022, 22:04 WIB

Transformasi Organisasi Menentukan Capaian Kinerja Polri


Mediaindonesia.com | Megapolitan

Dok. Pri
 Dok. Pri
Pengamat keamanan dan intelijen Ngasiman Djoyonegoro (kanan) mempertahankan disertasinya saat promosi doktor di Universitas Trisakti

KEPOLISIAN Negara Republik Indonesia, lembaga negara yang dimandatkan untuk menegakkan hukum, memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat, serta perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, dituntut untuk beradaptasi agar kinerjanya tetap efektif di tengah keterbatasan sumber daya selama pandemi covid-19.

Ada dua faktor utama yang memengaruhi performa organisasi, yaitu strategic planning dan strategic transformation. Strategic planning bermakna perencanaan yang di dalamnya terdapat target capaian kinerja. Sementara strategic transformation merujuk pada transformasi organisasi pada aspek-aspek yang dinilai strategis untuk mendukung meningkatnya efektifitas kinerja di masa pandemi.

Demikian penjelasan analis keamanan dan intelijen Ngasiman Djoyonegoro. Menurut dia, faktor perencanaan strategis dan transformasi organisasi menjadi faktor penentu yang menyebabkan pencapaian kinerja organisasi, dalam hal ini Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.

“Bahwa kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi covid-19 mampu memperkuat pengaruh perencanaan dan transformasi strategis terhadap kinerja Polri,” ungkap Simon, panggilan akrab Ngasiman Djoyonegoro, Selasa (13/12).

Simon memaparkan disertasinya yang berjudul 'Dampak Kebijakan Pandemi Covid-19 Pada Hubungan Strategic Planning dan Strategic Transformation terhadap Organizational Performance di Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia'.

Dalam sidang terbuka promosi doktoral Ilmu Ekonomi Konsentrasi Strategic Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, Simon memaparkan bahwa dua variabel independen tersebut (strategic planning dan strategic transformation) menjadi faktor penentu tercapainya kinerja organisasi, dan setelah ada kebijakan covid-19 yang bersifat dinamis, mampu memperkuat pengaruh perencanaan strategis dan transformasi strategis terhadap kinerja Polri secara keseluruhan.

Di lihat dari faktor internal organisasi, partisipasi manajemen dalam pengendalian dan mengatasi covid-19 tampak saling bersinergi antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga menghasilkan dan mempengaruhi kinerja organisasi secara positif.

Simon mengungkapkan bahwa faktor yang paling lemah dalam pencapaian kinerja organisasi adalah komunikasi pemerintah terhadap pelaksanaannya di masyarakat. Hal ini terjadi karena luasnya bidang dan aktor stakeholders yang harus dijangkau oleh Polri dalam rangka penanganan pandemi.

Dewan penguji dalam sidang tersebut ialah Ketua Dr Yolanda Masnita Siagian, Promotor Prof Willy Arafah, Co-Promotor Brigjen Prof Chryshnanda Dwilaksana, para penguji Prof Yuswar Zainul Basri,  serta anggota Prof Masyudulhak, Dr Dedie S Martadisastra, Dr Ahmad Badawi Saluy, dan penguji luar Dr Prasetyo Hadi.

Beberapa tokoh publik turut memberikan ucapan selamat kepada Simon, di antaranya Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beserta PJU Mabes Polri, KSAL Laksamana Yudo Margono, KSAD, KSAU, Menteri ATR/BPN Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto, dan Ketua KPU Hasyim Asy'ari. (J-2)

BERITA TERKAIT