13 October 2022, 20:15 WIB

Tiga Pelajar SMPIT Depok Hanyut Ditemukan, Seorang Lagi Masih Dicari


Dede Susianti | Megapolitan

DOK.MI
 DOK.MI
Ilustrasi

EMPAT pelajar SMPIT Al Hikmah Depok hanyut di anak Sungai Ciliwung di sekitaran Curug Kembar, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dari empat korban, tiga di antaranya sudah ditemukan pada Kamis (13/10) dini hari dengan kondisi meninggal dunia. Hingga Kamis petang atau sekitar pukul 18.08 WIB, satu korban lagi masih dalam pencarian.

Tiga siswa yang sudah ditemukan yakni Tara Taskeen, Amira Hanna, dan Raka Alandra. Adapun korban yang belum ditemukan bernama Andini. Sebelum dibawa keluarga masing-masing, ketiga korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi.

Peristiwa itu terjadi saat keempatnya bersama 101 siswa lainnya tengah melaksanakan kegiatan lapangan di area perkemahan di Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, yang berbatasan dengan Curug Kembar.

Menurut keterangan penanggung jawab kegiatan selaku kepala sekolah, Nadia, sebanyak 105 siswa dengan rincian laki-laki sebanyak 59 orang dan perempuan sebanyak 46 orang, tiba di lokasi akomodasi atau area perkemahan pada Rabu (12/10) pukul 12.30 WIB.

Saat itu, mereka dibagi ke dalam 17 kelompok yakni laki-laki 10 kelompok dan perempuan 7 kelompok.

Kemudian sekitar pukul 14.00 WIB, rombongan melakukan kegiatan lapangan ke Curug Kembar. Namun sekitar pukul 15.00 WIB, turun hujan deras sehingga membuat medan tidak kondusif.

Pada saat itu, para kelompok terpisah dan dikabarkan terdapat beberapa orang yang terseret arus. Beberapa orang berhasil diselamatkan, namun empat orang hilang terseret arus sungai.

Pencarian pun langsung dilakukan tim gabungan hingga Rabu malam. Karena kondisi tidak memungkinkan, pencarian dihentikan pada pukul 24.00 WIB. Operasi pencarian kembali dilanjutkan pada Kamis pagi.

Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Iman Imanuddin yang ditemui di lokasi, Kamis sore, mengatakan pencarian kembali dilakukan sejak pagi dengan menurunkan 6 tim, gabungan dari BPBD, TNI, Polri, termasuk Tagana dan anggota karang taruna setempat. Pencarian dilakukan dengan menyusuri sungai.

"Namun sampai dengan pukul 15.30 WIB ini, kami belum menemukan hasil, korban tersebut. Saat ini, tim masih menyusuri Sungai Ciliwung sampai dengan nanti di Katulampa," kata Iman yang memimpin langsung operasi pencarian.


Baca juga: Polisi Akan Periksa 5 Saksi Terkait Robohnya Tembok MTsN 19 Jakarta


Selain itu, lanjut Iman, di beberapa titik pihaknya telah melakukan penyekatan dengan memasang jaring-jaring. Dengan harapan tubuh korban bisa tersangkut.

"Kendala yang dihadapi, cuaca yang cukup ekstrem. Ini juga harus kami perhatikan, karena keselamatan dari tim juga menjadi sesuatu yang utama bagi kami," terangnya.

Meski demikian, kata Iman, proses pencarian akan terus dilakukan sampai semaksimal mungkin.

"Saat ini masih berlangsung, lihat situasi cuaca. Kalau memang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan, maka kami akan istirahat sebentar," katanya.

Adapun terkait tindak lanjut penyelidikan atas peristiwa itu, menurutnya, akan dilakukan setelah proses pencarian selesai. Termasuk untuk mengetahui kemungkinan unsur kelalaian baik dari pihak sekolah ataupun pihak pengelola.

"Sampai dengan hari ini, kami upayakan terlebih dahulu untuk melakukan pencarian terhadap korban. Nanti ada hal-hal lain, fakta-fakta hukum lain yang ditemukan, baru kami akan lakukan tindak lanjut berikutnya," jelasnya.

Pantauan Media Indonesia, di lokasi kejadian hujan masih sering turun. Namun proses pencarian tetap berlangsung.

Sementara itu, kepiluan terpancar dari keluarga korban Andini. Mereka terus berharap Andini bisa ditemukan dalam kondisi apa pun.

Paman Andini, Adfan dan istrinya, menceritakan kekecewaan terhadap  pihak sekolah yang baru memberi kabar pada Kamis pagi.

"Kami diberitahu sekolah subuh. Padahal kejadiannya kan Rabu siang," kata Adfan di hadapan Kapolsek Megamendung, Kapolsek Cisarua, dan Danramil Megamendung.

"Ini kan katanya kegiatan kepemimpinan. Kenapa mesti ke curug. Kenapa tidak di sini (di area perkemahan). Di sini mau guling-guling juga bebas. Sekarang saya berharapnya ketemu saja," pungkas Adfan dengan mata berkaca-kaca. (KG/OL-16)

BERITA TERKAIT