18 August 2022, 12:10 WIB

Ikrar 40 Napiter pada NKRI Dinilai Jadi Capaian Positif Program Deradikalisasi


Mediaindonesia.com | Megapolitan

MI/Adi Kristiadi
 MI/Adi Kristiadi
Ketua BNPT Boy RAfli (kiri depan) bersama Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman (kanan depan) , meresmikanKawasan Terpadu Nusantara (KTN).

SALAH satu indikasi keberhasilan dari program deradikalisasi adalah ketika narapidana maupun eks narapidana terorisme mengakui dan berikrar setia kepada NKRI.  Hal itu diungkapkan intelijen dan terorisme dari Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta

Menurutnya pendampingan yang dilakukan oleh BNPT seharusnya tidak hanya ketika masih berstatus napiter dan sudah melakukan sumpah setia, tetapi juga perlu didampingi ketika sudah selesai menjalani masa hukuman dan kembali ke masyarakat.

“Ketika menjadi teroris mereka melakukan perlawanan terhadap pemerintah dan menentang sistem NKRI. Dengan program deradikalisasi, mereka akhirnya kembali ke pangkuan NKRI, ini adalah suatu capaian positif," ujar Stanislaus ketika dihubungi (16/8).

“Fase yang sangat penting adalah ketika eks napiter kembali hidup di masyarakat, BNPT perlu terus melakukan pendampingan agar para eks napiter ini bisa hidup berbaur dengan masyarakat, meninggalkan pemikiran radikal dan hidup dengan menjunjung pluralisme dan toleransi," lanjut dia.

Sebelumnya diberitakan bahwa Kepala BNPT, Boy Rafli Amar menghadiri ikrar 40 orang napiter di lapas narkotika kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor (15/8). Napiter yang mengikarkan janji setia NKRI tersebut merupakan binaan Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur.

"Bertepatan dengan HUT ke-77 RI ini menjadi hadiah yang luar biasa untuk masyarakat, bangsa dan negara, jangan ragu-ragu menjalankan dan mengamalkan itu" kata Boy Rafli.

Dia juga mengajak napiter untuk mengamalkan ikrar yang sudah diucapkan dan nantinya menjadi mitra BNPT dalam mencerahkan keluarga dan kelompok mereka, serta menghambat proses penyebaran paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.

"Kami mohon rekan-rekan menjadi mitra BNPT untuk melakukan kontra narasi dalam mengedukasi masyarakat luas," tuturnya. (RO/A-1)

BERITA TERKAIT