27 June 2022, 18:57 WIB

Polisi Bekuk WN Estonia Pembobol Rekening Melalui Skimming


Rahmatul Fajri | Megapolitan

MEdcom
 MEdcom
Ilustrasi 

POLISI menangkan seorang warga negara Estonia berinisial SP,24, setelah menguras uang nasabah bank dengan metode skimming. Selama beraksi, SP dan rekannya yang masih buron, menguras beberapa rekening nasabah dengan total mencapai Rp1,4 miliar.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan aksi pelaku terbongkar setelah adanya laporan dari salah satu Bank BUMN mengenai salah satu nasabahnya yang kehilangan uang Rp300 juta. Pihak bank kemudian melakukan penelusuran secara internal dan mendapatkan adanya data transaksi terkait dengan hilangnya uang nasabah tersebut.

"Ditemukan di beberapa mesin ATM milik korban dalam hal ini Bank BUMN tersebut. Hal ini kemudian dilaporkan ke kepolisian," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (27/6).

Penyidik kemudian melakukan penyelidikan dan mendapatkan identitas SP selaku pihak yang melakukan transaksi dengan uang milik nasabah tersebut. SP diberi instruksi oleh rekannya memasukan kartu ke Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang telah dipasang alat skimming.

Adapun metode skiming menggunakan kartu khusus yang dijadikan sarana untuk menampung data rekening korban. "Nanti diakses dengan mesin encoder yang terhubung dengan laptop," ujarnya.

Kanit 4 Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Tomy Haryono menjelaskan, pelaku inisial SP bukan orang yang menempel alat skiming pada mesin ATM. Tomy menuturkan, rekan SP yang saat ini masih buron itu telah mengantongi data nasabah yang dirugikan. Setelah itu SP diminta menggesekkan kartu di mesin ATM.

"Jadi, si pelaku diperintahkan oleh seseorang untuk menggesekan kartu ini ke card reader itu menggunakan aplikasi teamviewer yang diinstal di laptop si pelaku dari jarak jauh di kontrol, ikuti instruksi, gesek, dan transfer uang," ujarnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan uang yang disetorkan dibelikan bitcoin. Diduga hal tersebut dilakukan untuk pencucian uang. "Arahnya kripto missing seperti wadah uang dari TTPU ditampung ke sana," ujarnya.

Atas perbuatannya,  SP dijerat Pasal berlapis Pasal 363 KUHP, Pasal 30 junto Pasal 46 Undang-Undang RI No 19 tahun 2016 tentang ITE. Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. (OL-15)

BERITA TERKAIT