PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 selama empat pekan mulai 2 November 2021 dan perpanjangan PPKM level 1 akan berakhir besok (Senin, 29/11). Meski hampir semua tempat dan aktivitas sudah dilonggarkan bahkan sudah kembali normal, kondisi pandemi Covid-19 di Jakarta masih terkendali.
Hal ini tidak terlepas dari tingginya laju dan cakupan vaksinasi Covid-19, pemanfaatan teknologi seperti aplikasi PeduliLindungi dan JAKI sebagai sarana skrining di berbagai tempat, kesadaran masyarakat akan penerapan protokol kesehatan (prokes) masih tinggi serta pengawasan ketat dari pemerintah, aparat, dan satgas masing-masing perusahaan atau perkontaran untuk memastikan pegawai, karyawan dan pengunjungnya disiplin menerapkan prokes.
Baca juga: Tabung Gas Bocor, Empat Kios di Kalimalang Terbakar
Di tengah situasi seperti ini, Pemprov DKI minta masyarakat dan semua pihak tidak euforia, tetap waspada dan disiplin melaksanakan prokes serta menjalankan aturan PPKM level 1 secara bertanggung jawab.
Terkait situasi Covid-19 selama empat pekan penerapan PPKM level 1 di Jakarta kami rangkum datanya yakni:
1. Kasus aktif Covid-19
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta per 27 November, jumlah kasus aktif Covid-19 tersisa 456 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 204 orang masih dirawat di sebanyak 140 rumah sakit rujukan Covid-19 dan 252 warga yang masih menjalankan isolasi mandiri.
Jumlah kasus aktif ini menurun sebanyak 50 kasus jika dibandingkan kasus aktif pada satu pekan sebelumnya yakni pada 20 November. Pada saat itu, kasus aktifnya berada di angka 506 kasus. Jika dibandingkan pada 2 pekan sebelumnya, pada 13 November, kasus aktifnya turun sebanyak 255 kasus karena pada saat itu kasus aktif berada pada angka sebanyak 711 kasus. Sementara tiga pekan sebelumnya, 6 November, kasus aktif Covid-19 di Jakarta berada pada angka 879 kasus.
Dengan data tersebut menunjukkan bahwa kasus aktif Covid-19 di Jakarta menunjukkan tren menurun. Selain itu, jumlah kasus aktif Covid-19 saat ini juga terhitung kecil atau tidak mencapai 0,1% jika dibandingkan kasus konfirmasi positif Covid-19 secara total di Jakarta yang mencapai 863.811 kasus.
Jumlah kasus aktif juga telah turun tajam sebanyak 112.682 atau turun 247 kali lipat jika dibandingkan dengan puncak kasus aktif di Ibu Kota yang terjadi pada 16 Juli 2021.
Pada saat itu, jumlah kasus aktif mencapai angka sebanyak 113.138 kasus dengan rincian total 88.295 pasien Covid-19 menjalani isolasi dan sebanyak 24.843 pasien Covid-19 dirawat.
2. Kasus positif Covid-19 harian
Penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta selama sepekan terakhir (21-27 November) juga relatif stabil dan fluktuatif. Dalam pekan ini, total kasus positif Covid-19 sebanyak 446 kasus atau rata-rata sehari penambahan kasus positifnya sebanyak 63 kasus. Jika dibandingkan satu pekan sebelumnya (14-20 November), jumlah kasus positif Covid-19 berkurang sebanyak 202 kasus. Total kasus positif Covid pada pekan 14-20 November sebanyak 648 kasus atau rata-rata penambahan 92 kasus dalam sehari.
Sementara pada pekan 7-13 November, jumlah kasus positif sebanyak 567 kasus atau rata-rata kasus harian sebanyak 81 kasus. Lalu pada pekan 31 Oktober hingga 6 November, jumlah kasus positif sebanyak 703 kasus atau rata-rata 100 kasus sehari.
Padahal, jumlah tes swab PCR per pekan di Jakarta sangat tinggi, 10 kali lipat lebih dari standar yang ditetapkan WHO di mana WHO menetapkan standar minimum tes PCR per minggu di Jakarta sebanyak 10.645 orang.
Contohnya, dalam sepekan terakhir, sebanyak 103.298 orang dites PCR di Jakarta. Artinya, jumlah tes PCR hampir 10 kali lipat dari standar WHO. Testing yang tinggi sangat penting agar bisa memberikan gambaran kondisi yang mendekat kenyataan sesungguhnya terkait penyebaran Covid-19.
3. Kasus kematian akibat Covid-19 juga relatif terkendali
Rata-rata tingkat kematian dalam empat pekan terakhir di bawah angka 1 persen. Pada pekan ini, hanya 2 orang yang meninggal akibat Covid-19. Sementara satu pekan sebelumnya, 14-20 November, jumlah yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 7 orang. Lalu, jumlah yang meninggal pada pekan 7-13 November, sebanyak 1 orang dan pada pekan 31 Oktober hingga 6 November meninggal dunia akibat Covid-19 sebanyak 5 orang.
Jadi total keseluruhan pasien Covid-19 yang meninggal dunia hingga saat ini sebanyak 13.576 orang. Jumlah ini sebanyak 1,6% dari kasus konfirmasi positif Covid-19 secara total di Jakarta yang mencapai 863.811 kasus. Rendahnya kematian ini tidak terlepas dari efektivitas kerja vaksinasi dan pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah dan berbagai elemen masyarakat.
4. Kasus sembuh dari Covid-19
disebutkan tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jakarta sangat tinggi. Secara total, tingkat kesembuhan di Jakarta mencapai angka 98,4% atau sebanyak 849.779 orang telah sembuh dari jumlah total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang hingga saat ini mencapai angka sebanyak 863.811 kasus.
Dalam sepekan terakhir, 21-27 November, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh sebanyak 514 orang atau rata-rata yang sembuh dalam sehari 73 orang. Jumlah yang sembuh ini sedikit menurun jika dibandingkan pada 2 pekan sebelumnya, yakni pada 14-20 November. Pada saat itu, jumlah yang sembuh sebanyak 864 orang atau rata-rata yang sembuh dalam sehari sebanyak 123 orang.
Sementara pada pekan 7-13 November, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh sebanyak 743 orang atau 106 orang yang sembuh dalam sehari. Jumlah yang sama juga terjadi pada pekan 31 Oktober hingga 6 November yakni jumlah yang sembuh sebanyak 743 orang.
5. BOR tempat tidur untuk Pasien Covid-19 tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan ICU di sebanyak 140 rumah sakit rujukan Covid-19 cenderung menurun dalam empat pekan terakhir. Hal ini menunjukkan, tidak adanya lonjakan pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan pada empat pekan terakhir ini.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, BOR tempat tidur isolasi dalam empat pekan terakhir konsisten berada pada angka 4%. Namun, kapasitas tempat tidurnya terus menurun dan dialihkan untuk melayani pasien non-Covid-19. Pada 21 November, BOR tempat tidur isolasi berada pada angka 4% atau terisi 185 pasien dari kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 4.256 bed.
Tiga pekan sebelumnya BOR-nya tetap 4%, namun kapasitasnya terus menurun, yakni pada 14 November terisi 172 unit dari kapasitas 4.337 bed, lalu 7 November terisi 200 dari kapasitas 4.557 bed dan 31 Oktober terisi 202 dari kapasitas 4.745 bed.
Sementara BOR tempat tidur ICU cenderung menurun di mana pada 21 November berada pada angka 6% atau terisi 42 dari kapasitas 675 bed, pada 14 November berada pada angka 10% atau terisi 74 dari kapasitas 707 bed. Lalu, pada 7 November, BOR tempat ICU berada pada angka 10% di mana terisi 69 dari kapasitas 707 bed dan pada 31 Oktober berada pada angka 12% atau terisi 89 dari kapasitas 739 bed.
Data perkembangan BOR isolasi dan ICU:
Tanggal 21 November:
- Jumlah tempat tidur isolasi total 4.256 bed, terisi 185 (BOR 4%).
- Jumlah tempat tidur ICU 675 bed, terisi 42 (BOR 6%).
Tanggal 14 November:
- Jumlah tempat tidur isolasi 4.337 bed, terisi 172 (BOR 4%).
- Jumlah tempat tidur ICU 707 bed, terisi 74 (BOR 10%).
Tanggal 7 November:
- Jumlah tempat tidur isolasi 4.557 bed, terisi 200 (BOR 4%).
- Jumlah tempat tidur ICU 707 bed, terisi 69 (BOR 10%).
Tanggal 31 Oktober:
- Jumlah tempat tidur isolasi 4.745 bed, terisi 202 (BOR 4%).
- Jumlah tempat tidur ICU 739 bed, terisi 89 (BOR 12%).
(OL-6)