PENELITI LIPI Zainal Arifin membantah pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang menyebutkan bahwa tercemarnya laut Teluk Jakarta dengan kandungan parasetamol disebabkan pandemi covid-19. Sebelumnya diketahui sekelompok ilmuwan dari pusat penelitian oseanografi Universitas Brighton, Inggris, menemukan kandungan paracematol di sampel air yang diambil dari dua lokasi yakni Muara Angke dan Ancol.
Temuan tersebut juga turut melibatkan peneliti LIPI termasuk Zainal yang berperan sebagai pengawas. Ia mengungkapkan penelitian itu dilakukan jauh sebelum ada pandemi covid-19.
"Jadi pada intinya itu kan risetnya 2019-an akhir. Jadi risetnya sebelum covid-19. Itu riset sebenarnya kerja sama antara lab kami di P2O, Pusat Penelitian Oseanografi dengan rekan di Inggris," ungkap Zainal saat dikonfirmasi.
Penelitian ini turut dipimpin oleh peneliti LIPI yakni Wulan Koagouw. Menurut dia, penelitian tersebut pun masih dalam tahap awal atau bisa menjadi garis dasar untuk penelitian lebih lanjut.
Zainal lebih lanjut menjelaskan, pihaknya melakukan penelitian untuk melihat ada kemungkinan kandungan obat-obatan kimia di dalam air laut. Penelitian ini pun yang pertama dilakukan di Indonesia dan tidak hanya dilakukan di Teluk Jakarta tetapi juga laut wilayah lain di Indonesia.
"Jadi selama ini kan memang isu pencemaran itu lebih banyak ke pencemaran logam berat, pencemaran minyak. Kalau ini kita mulai melihat angle-nya ke pencemaran pharmaceuticals dan antibiotik. Ini karena kan termasuk kita sebut pencemaran yang trennya mulai meningkat," paparnya.
Sebelumnya, Wagub DKI Ahmad Riza Patria atau Ariza menduga ada kemungkinan wabah covid-19 turut memengaruhi kandungan parasetamol di dalam air laut Teluk Jakarta. Ia menyebutkan, ada korelasi peningkatan kasus covid-19 dengan konsumsi obat-obatan seperti parasetamol yang dapat menurunkan demam dan menjadikan Teluk Jakarta tercemar. (OL-14)