EPIDEMIOLOG dari Griffith University Dicky Budiman menyarankan agar live music di hotel hingga kafe, termasuk rencana pembukaan tempat karaoke, ditunda terlebih dahulu.
Mengingat, kasus covid-19 di wilayah DKI Jakarta melonjak tajam dan sangat membahayakan. "Itu sangat tidak tepat dalam situasi seperti ini. Namanya menggali lubang kubur ya. Nyanyi di rumah dulu lah, karena sangat berbahaya dan ini bukan kategori yang esensial," ujar Dicky kepada Media Indonesia, Senin (14/6).
Sementara itu, Anggota DPRD DKI Fraksi PDI-P Gilbert Simanjuntak menilai pembukaan live music dan tempat karaoke sudah bisa dilakukan. Dengan catatan, pengawasan di tempat usaha atau hiburan diperketat.
Baca juga: Polda Minta Rencana Pembukaan Karaoke Ditunda
"Sepertinya pilihan itu berat, karena pekerjanya tidak punya alternatif lain. Sebaiknya sesuai protokol dengan pembatasan dan pengawasan ketat, sehingga semua bisa berjalan, tapi kasus covid-19 juga turun," tutur Gilbert.
Dalam hal ini, lanjut dia, pemilik tempat usaha sangat diandalkan untuk menerapkan protokol kesehatan. Termasuk, melakukan pengawasan yang jujur dan ketat. "Kerumunan yang harus diawasi, seperti semula tetap dibatasi dengan ketat," pungkasnya.
Baca juga: Gara-Gara Gelar Live Music, Kafe di Sudirman Ditutup
Namun, epidemiolog menilai hal tersebut tak akan berdampak. Sebab, ada potensi pengawasan yang tidak maksimal dari pemilik usaha. "Ini gak mungkin pengetawan pengawasan oleh tempat usaha dalam merespons situasi ini. Tidak terlalu berdampak, karena situasinya sedang serius banget," jelas Dicky.
Beberapa hari terakhir, angka kasus covid-19 di DKI mengalami kenaikan yang signifikan. Data menunjukkan bahwa dalam sepekan terakhir kasus aktif di Jakarta, yakni pada 6 Juni sebanyak 11.500 dan 13 Juni mencapai 17.400. Artinya, terjadi peningkatan kasus positif covid-19 hingga 50% dalam sepekan.(OL-11)