JUMLAH korban tewas akibat runtuhnya atap gereja di Meksiko bagian timur laut meningkat menjadi 11 orang, dengan puluhan lainnya terluka. Sementara masyarakat yang terkejut berkabung atas korban bencana ini.
Tragedi ini terjadi di kota pantai Ciudad Madero, di negara bagian Tamaulipas, pada Minggu, ketika sekitar 70 orang menghadiri sebuah upacara pembaptisan di Gereja Katolik Santa Cruz.
"Walau sayangnya saya baru saja menerima kabar sedih bahwa ada satu lagi korban meninggal. Kami kini memiliki 11 kematian," kata wali kota Adrian Oseguera kepada wartawan di lokasi kejadian, Senin.
Baca juga: 10 Migran Tewas dalam Kecelakaan Truk di Meksiko
Menurut pihak berwenang, ada beberapa anak di antara korban yang tewas, sementara sekitar 60 orang lainnya terluka, dengan 13 di antaranya masih dirawat di rumah sakit.
Pastor Pablo Galvan, seorang imam di gereja tersebut yang berada di tempat parkir saat kejadian, mengatakan bahwa bencana ini terdengar seperti ledakan gas. Dia berlari kembali ke gereja dan melihat orang-orang berusaha melarikan diri dari struktur yang runtuh.
Baca juga: PBB Setujui Misi Kenya untuk Membantu Stabilitas di Haiti
"Saya berlari untuk memastikan tidak ada yang terluka, tetapi semua orang keluar dari jendela, melukai diri mereka sendiri. Terutama para ibu yang mencari anak-anak mereka," ujarnya dengan suara terisak.
Meskipun beberapa jam berikutnya sangat menyakitkan dan kacau, Pastor Galvan mengungkapkan sangat menghibur melihat bagaimana komunitas mereka bersatu untuk membantu.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban. "Bencana ini telah memunculkan banyak solidaritas dari masyarakat," katanya dalam konferensi berita pagi yang rutin diselenggarakan.
Gereja tersebut mengatakan upacara pembaptisan kolektif sedang berlangsung ketika atapnya runtuh di Ciudad Madero, sebuah kota dengan jumlah penduduk sedikit lebih dari 200.000 orang di pantai Teluk Meksiko.
"Kami sedang mengalami saat yang sangat sulit," kata Uskup keuskupan setempat, Jose Armando Alvarez, dalam video yang diunggah ke media sosial.
Setelah semua yang hilang sudah terhitung, pekerja menggunakan mesin berat untuk membersihkan puing-puing, sementara penduduk setempat menyatakan kesedihannya.
"Sebuah perasaan terkejut melanda saya. Apa yang menimpa salah satu dari kita, menimpa kita semua, jadi kami merasa sangat sedih untuk keluarga yang mengalami ini," kata Beatriz Morales, seorang ibu rumah tangga.
Setelah atap gereja runtuh, ambulans, polisi, dan personel militer bergegas tiba di lokasi, serta banyak orang yang mencari anggota keluarga yang berada di dalam gereja.
Penduduk setempat juga meminta bantuan melalui media sosial untuk alat-alat yang dapat membantu upaya penyelamatan, seperti lift hidrolik dan palu.
Media lokal menampilkan gambar puluhan orang yang mencoba menopang bagian struktur yang runtuh dengan tiang sementara yang lain mencari korban selamat di tengah reruntuhan.
Dalam adegan yang mengingatkan pada upaya pemulihan pasca-gempa, para penyelamat terlihat mengangkat tangan mereka ke udara sebagai isyarat untuk menjaga keheningan agar mereka dapat mendengar panggilan pertolongan yang mungkin datang dari orang-orang yang terperangkap di bawah reruntuhan.
Sebuah video yang diduga berasal dari kamera keamanan di dekatnya tampaknya merekam saat runtuhnya bangunan gereja tersebut — yang dibangun sekitar empat dekade yang lalu — seketika menjadi awan debu.
Keuskupan Agung Meksiko juga mengirimkan pesan di media sosial untuk menyampaikan belasungkawa. "Kami bergabung dalam doa bersama keuskupan saudara kami di Tampico untuk mendoakan saudara-saudara kita yang tewas dan terluka," bunyi pesan tersebut. (AFP/Z-3)