22 September 2023, 09:40 WIB

Retno Marsudi Ingatkan Kembali Dunia Soal Nasib Rohingya


Cahya Mulyana | Internasional

Twitter @Menlu_RI
 Twitter @Menlu_RI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi membahas mengenai isu Myanmar dalam rangkaian Sidang Majelis Umum PBB ke-78. Pengungsi Rohingya menjadi perhatian utama dan Retno mengajak dunia serius menuntaskan isu ini.

“Nasib masyarakat Rohingya masih belum jelas. Situasi global dan kondisi domestik di Myanmar membuat isu ini semakin kompleks dan sulit. Komitmen politik yang kuat untuk menyelesaikan isu ini adalah niscaya", ungkap Retno pada pertemuan Side Event mengenai Rohingya bertajuk Have they Forgotten Us? Ensuring Continued Global Solidarity with the Rohingya of Myanmar di sela-sela High Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-78, Amerika Serikat (AS), Kamis (21/9).

Pada pertemuan tersebut, Retno menjelaskan dua hal yang perlu dilakukan untuk membantu para pengungsi Rohingya. Pertama, mendorong adanya solusi politik.

Baca juga: Doa Paus untuk Ukraina, Israel-Palestina hingga Rohingya

“Isu Rohingya adalah isu kemanusiaan, tapi sangat politis. Oleh karenanya, satu-satunya jalan keluar untuk Rohingya ini adalah melalui solusi politik," ujar Retno.

Penyelesaian masalah Rohingya harus menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dari solusi krisis politik di Myanmar. 

Retno menyampaikan bahwa upaya dialog nasional yang inklusif yang didorong oleh ASEAN melalui 5 Point Consensus juga harus mencakup penyelesaian bagi masyarakat Rohingya.

Baca juga: Usai Turunkan 184 Imigran Rohingnya, Kapal Pengangkut Langsung Kabur

Terkait isu repatriasi pengungsi Rohingya, Menlu menyampaikan harus difasilitasi secara sukarela, aman, dan bermartabat. 

Selanjutnya, Retno mengatakan bahwa ASEAN akan terus membantu Rohingya dan ASEAN tidak akan pernah melupakan Rohingya.

Kedua, memastikan tersedianya bantuan kemanusiaan. Secara umum, rakyat Myanmar memerlukan bantuan kemanusiaan, namun bantuan untuk Rohingya paling dibutuhkan.

“Saat ini lebih dari 1 juta masyarakat Rohingya terlantar dan menjadi pengungsi, sementara mereka yang tinggal di wilayah Rakhine juga menghadapi situasi yang sangat sulit. Mereka rentan menjadi korban kejahatan terorganisir," ujarnya.

Karena itu, dukungan dari dunia internasional perlu terus diperkuat. 

“Saat ini, masyarakat Rohingya menangis dalam senyap. Hanya karena kita tidak bisa mendengar tangisan mereka, kita tidak boleh tinggal diam," tegas Retno menutup pernyataannya.

Kegiatan ini disponsori bersama oleh Bangladesh, Indonesia, Kanada, Gambia, Malaysia, Turki, Inggris, dan AS. (Z-1)

BERITA TERKAIT