21 September 2023, 08:40 WIB

Retno Jelaskan pada Dunia Soal Reformasi Multilaterasime


Cahya Mulyana | Internasional

AFP
 AFP
Retno Marsudi mengatakan reformasi kerja sama multilateralisme harus jadi agenda utama bagi negara berkembang.

MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi berbagi pelajaran penting dari penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN dan KTT G20 kepada peserta pertemuan Ministerial Meeting of the Global Governance Group (3GMM) di New York, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (20/9).

Pelajaran pertama, kata dia, reformasi kerja sama multilateralisme harus jadi agenda utama. Bagi negara berkembang, multilateralisme harus bisa membawa hasil nyata, multilaterasme harus inklusif dan harus setara.

"Jika multilateralisme tidak berjalan, akan sulit mencapai SDGs," ujar Retno dalam keterangan resmi, Kamis (21/9).

Baca juga: Di Panggung PBB, Retno Angkat Isu Solidaritas untuk Afghanistan

Pelajaran kedua, lanjut dia, pentingnya memperkuat solidaritas bersama. Tanpa solidaritas, SGDs tidak akan tercapai pada tahun 2030. Oleh karena itu, penting bagi semua negara untuk mendorong isu solidaritas di berbagai platform internasional dan multilateral.

Selanjutnya, Retno mengatakan salah satu pesan penting dari KTT ke-43 ASEAN dan KTT G20 adalah bahwa negara-negara Global South terbukti dapat menavigasi situasi sulit dan menjembatani perbedaan. Ini antara lain dibuktikan oleh Indonesia, pada saat presidensi G20 tahun lalu dan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, dapat menjembatani berbagai perbedaan dan kepentingan negara-negara.

Baca juga: Prakerja Tampil di Markas PBB New York dalam SDG Action Weekend

Meski banyak perbedaan, Retno menyimpulkan dari penyelenggaraan dua KTT tersebut, masih ada semangat untuk bekerja sama. “Dan semangat ini harus terus dikapitaliasi," kata Retno.

Pelajaran terakhir, masih kata Retno, pentingnya mengarusutamakan SDGs di semua platform. “Kebijakan dagang yang diskriminatif harus dihindari. Hak membangun bagi semua negara harus dihormati,” imbuh Retno.

Dengan pencapaian SDGs yang masih sangat jauh dari target, sebagaimana dilaporkan di KTT SDGs beberapa hari lalu, maka negara harus terus memperkuat kerja sama dan kolaborasi untuk bisa mencapai SDGs.

“Dibutuhkan sinergi yang lebih baik untuk memastikan hasil yang berorientasi pada solusi," ucap Retno di penghujung pidatonya.

Global Governance Group (3G) adalah group 30 negara kecil dan menengah, anggota G20 dan anggota PBB lain. Pertemuan 3GMM diselenggarakan secara rutin setiap tahun di sela Sidang Majelis Umum PBB dengan tujuan memperkuat jaringan dan mendorong dialog antar negara-negara anggotanya. Pertemuan 3GMM kali ini mengangkat tema 'Penguatan Multilateralisme untuk Mencapai SDGs'.

Retno hadir di 3GMM sebagai bagian dari Troika G20. Ini adalah kali kedua Menlu Retno menghadiri pertemuan 3GMM setelah tahun lalu hadir pada saat Indonesia memegang presidensi G20. Pertemuan tahun ini diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan. (Z-3)

BERITA TERKAIT