25 July 2023, 14:58 WIB

Antisipasi Topan Egay, Warga Filipina Utara Diperintahkan Mengungsi


Ferdian Ananda Majni | Internasional

AFP/JOSE ROMERO
 AFP/JOSE ROMERO
Ilustrasi badai.

RIBUAN penduduk dari komunitas pesisir di utara Filipina telah diperintahkan untuk mengungsi karena ancaman topan Egay yang diperkirakan akan menghantam wilayah tersebut.

Egay berkecepatan maksimum 185 kilometer per jam saat menuju ke tiga pulau berpenduduk sedikit di lepas pantai utara Pulau Luzon.

Topan itu diperkirakan akan mendarat atau melintas di dekat kepulauan Babuyan atau Cagayan di timur laut pada Rabu (26/7) sore. Badai kemudian akan mengarah ke Taiwan dan Tiongkok bagian timur.

Badai ini diperkirakan akan mencurahkan lebih dari 200 milimeter (7,9 inci) hujan di pulau-pulau tersebut dan bagian utara provinsi Cagayan, Apayao, dan Ilocos Norte pada Selasa (25/7).

Baca juga: Badai Langka Hantam Belanda dan Jerman, Dua Tewas dan 400 Penerbangan Dibatalkan

Tiga dari lima pulau di Babuyan berpenghuni, dengan populasi sekitar 20.000 orang.

Pejabat bencana setempat, Charles Castillejos, mengatakan bahwa masyarakat pesisir di pulau-pulau tersebut telah diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka. Sementara para nelayan diminta untuk mengeluarkan perahu mereka dari air.

"Kami mengirim polisi untuk meyakinkan mereka yang keras kepala dan menolak untuk mengungsi," kata Castillejos.

Gelombang badai setinggi lebih dari tiga meter (10 kaki) dapat menghantam beberapa daerah dataran rendah, demikian peringatan badan cuaca.

Baca juga: Badai Topan Terjang Brasil, 13 Orang Tewas

Hujan lebat diperkirakan akan turun di seluruh provinsi-provinsi di bagian utara. “Wilayah yang bergunung-gunung akan diguyur hujan dalam beberapa hari ke depan, dan tanah longsor sangat mungkin terjadi,” tambahnya.

Filipina dilanda rata-rata 20 badai besar setiap tahunnya yang menewaskan ratusan orang dan membuat wilayah-wilayah yang luas berada dalam kemiskinan yang berkepanjangan.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa badai-badai tersebut, yang juga membunuh ternak dan menghancurkan infrastruktur utama, menjadi lebih kuat karena dunia menjadi lebih hangat akibat perubahan iklim. (AFP/Z-6)

BERITA TERKAIT