11 July 2023, 16:46 WIB

Asia Tenggara Harus Tetap Bebas Senjata Nuklir


Cahya Mulyana | Internasional

Antara
 Antara
Ilustrasi senjata nuklir

MENTERI Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan, Asia Tenggara harus tetap menjadi kawasan yang bebas dari senjata nuklir.

Pernyataan ini disampaikan Retno saat memimpin pertemuan Komisi Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ), di Hotel Shangri-La, Jakarta pada Selasa (11/7).

Dalam pertemuan tersebut, Retno menyampaikan risiko penggunaan senjata nuklir saat ini berada pada level tertinggi dibanding periode sebelumnya. Termasuk Asia Tenggara yang belum menjadi kawasan yang benar-benar aman. "Itu selama masih terdapat negara yang memiliki senjata nuklir," tegasnya.

Baca juga : Indonesia Ajak Dunia Tanggalkan Senjata Nuklir

Retno juga menyayangkan negara yang masih memegang doktrin militer berbasis senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara. Dengan adanya senjata nuklir, satu miskalkulasi akan memicu terjadinya bencana global.

“Menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah prioritas kita. Ini adalah fondasi untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai Epicentrum of Growth. Untuk itu, kita harus tetap menjaga kawasan Asia Tenggara bebas dari senjata nuklir”, ujar Retno.

Baca juga : Google: Kepemimpinan Indonesia di ASEAN Bisa Percepat Transformasi Digital

Traktat SEANWFZ telah berkontribusi dalam upaya pelucutan senjata global dan rezim nonproliferasi. Namun, selama 25 tahun terakhir tidak ada negara pemilik senjata nuklir yang menandatangani Protokol Traktat SEANWFZ.

Bersama para Menlu ASEAN lainnya, Retno menyerukan agar negara-negara pemilik senjata nuklir dapat segera menandatangani Protokol Traktat SEANWFZ. Sebelumnya, pada 2022, Komisi SEANWFZ telah sepakat untuk menjajaki opsi bagi negara pemilik senjata nuklir untuk menandatangani terlebih dulu Protokol Traktat SEANWFZ, selama negara tersebut memiliki komitmen terhadap protokol ini.

“Kita harus bersatu untuk menciptakan jalan menuju kawasan bebas senjata nuklir," kata Retno.

Dalam pernyataan nasional Indonesia, Retno mengangkat tentang ratifikasi Protokol Traktat SEANWFZ oleh negara pemilik senjata nuklir dan pentingnya Biennial Resolution Traktat SEANWFZ. Dalam pertemuan tersebut, para menlu ASEAN menegaskan political will untuk mendorong aksesi Protokol Traktat SEANWFZ oleh negara pemilik senjata nuklir.

Pertemuan ini juga membahas implementasi review rencana aksi Protokol Traktat SEANWFZ. Selain itu, para menlu sepakat untuk menugaskan working group untuk membahas isu ini lebih lanjut.

Pertemuan juga berhasil mengadopsi Concept Note on the Possible Joint Initiatives of OPANAL and ASEAN in 2023. Retno juga menyampaikan ucapan selamat datang bagi Timor Leste. "Izinkan saya juga menyambut yang mulia (Menlu Timor Leste) Bendito dos Santos Freitas untuknya pertemuan ASEAN pertama. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Anda sebagai satu keluarga ASEAN," pungkasnya. (Z-4)

BERITA TERKAIT