07 June 2023, 20:29 WIB

Blinken Bertemu Pejabat Teluk di Saudi Bahas Masalah Regional


Wisnu Arto Subari | Internasional

AFP/Ahmed Yosri.
 AFP/Ahmed Yosri.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Bandara Internasional King Khalid di Riyadh, pada 7 Juni 2023.

MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan bertemu dengan para pejabat Teluk Arab di Arab Saudi pada Rabu (7/6). Ini menyusul pemulihan hubungan kerajaan kaya minyak itu dengan Iran.

Blinken akan menghadiri pertemuan menteri Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di ibu kota Riyadh. Ini sehari setelah dia terbang ke Jeddah dan mengadakan pembicaraan dengan penguasa de facto Arab Saudi Mohammed bin Salman dan mengangkat masalah hak asasi manusia.

Hubungan antara Washington dan Riyadh, sekutu puluhan tahun, telah tegang akhir-akhir ini terutama karena hak asasi manusia dan minyak, setelah permintaan bantuan AS untuk menurunkan harga yang meroket tahun lalu ditolak. Kunjungan tiga hari itu ialah yang pertama bagi Blinken sejak kerajaan memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran, yang dianggap Barat sebagai paria atas aktivitas nuklirnya yang diperebutkan dan keterlibatannya dalam konflik regional.

Baca juga: AS Pererat Hubungan, Blinken Mulai Kunjungan ke Arab Saudi

Pada Selasa (6/6), hari ketika Blinken tiba, Iran membuka kembali kedutaannya di Riyadh setelah tujuh tahun ditutup. Wakil Menteri Luar Negeri Iran Alireza Bigdeli memuji era baru dalam hubungan tersebut.

Pada hari yang sama, Pangeran Mohammed menjamu Presiden Venezuela Nicolas Maduro, kepala sesama kekuatan minyak yang telah lama berdebat dengan Washington. Bulan lalu, dalam perubahan besar, pemimpin Suriah Bashar al-Assad menghadiri KTT Liga Arab di Jeddah, yang pertama sejak keanggotaan Suriah ditangguhkan pada awal perang saudara 12 tahun. Washington mengkritik keputusan untuk mengundang Assad.

Angkat HAM

Pertemuan Rabu di markas GCC di Riyadh diharapkan dihadiri oleh perdana menteri Qatar di antara pejabat tinggi Teluk lain. Agendanya ialah masalah-masalah regional utama, termasuk konflik di Yaman, Sudan, Suriah, dan wilayah Palestina, kata juru bicara kementerian luar negeri Qatar Majid al-Ansari pada Selasa.

Baca juga: Presiden Suriah Assad Harapkan Era Baru Kerja Sama Arab

"Pertemuan itu tidak diragukan lagi merupakan kesempatan untuk menarik posisi bersama di kawasan ini dalam hubungannya dengan Amerika Serikat dan untuk menentukan bentuk pengaruh positif Amerika di kawasan ini melalui kemitraan dengan GCC," katanya. Nanti, Blinken mengadakan pembicaraan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.

Kunjungan Blinken bertujuan meningkatkan hubungan dengan sekutu lama Arab Saudi, yang telah mulai menjalin hubungan lebih dekat dengan saingan Washington. Kunjungan tersebut juga akan fokus pada upaya mengakhiri konflik di Sudan dan Yaman, pertempuran bersama melawan kelompok Negara Islam (ISIS) dan hubungan dunia Arab dengan Israel.

Blinken melakukan diskusi terbuka dan jujur dengan Pangeran Mohammed yang berusia 37 tahun di Jeddah, kata seorang pejabat AS tanpa menyebut nama. "Menlu mengangkat hak asasi manusia (HAM), baik secara umum maupun yang berkaitan dengan isu-isu spesifik," kata pejabat itu.

Pertemuan yang berlangsung sekitar 100 menit itu membahas berbagai topik termasuk dukungan Arab Saudi untuk evakuasi AS dari Sudan, perlu dialog politik di Yaman, dan potensi normalisasi hubungan dengan Israel. Kedua pria itu membahas, "Prioritas bersama kami, termasuk melawan terorisme melalui Koalisi D-ISIS, mencapai perdamaian di Yaman, dan memperdalam kerja sama ekonomi dan ilmiah," kata Blinken di media sosial.

Sejak mengumumkan kembali hubungan dengan Iran pada Maret, Arab Saudi memulihkan hubungan dengan sekutu Teheran, Suriah, dan meningkatkan dorongan untuk perdamaian di Yaman. Padahal, selama bertahun-tahun saudi memimpin koalisi militer melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran.

Arab Saudi dan Iran telah berselisih selama bertahun-tahun. Keduanya mendukung pihak yang berlawanan dalam sejumlah konflik di sekitar wilayah yang bergejolak. (AFP/Z-2)

BERITA TERKAIT