06 June 2023, 21:10 WIB

India Beri Insentif Rp6,7 triliun untuk Proyek Penyimpanan Baterai


Zubaedah Hanum | Internasional

AFP/Nithin RK
 AFP/Nithin RK
Seorang pekerja melakukan isi ulang baterai kapal penumpang Kochi Water Metro berbasis listrik.

INDIA menawarkan US$455,2 miliar atau Rp6,7 triliun sebagai insentif bagi perusahaan yang menyiapkan proyek penyimpanan baterai dengan total 4.000 megawatt jam (MWh), di bawah skema yang diumumkan pemerintah awal tahun ini, kata dua sumber pemerintah pada Selasa (6/6).

Skema ini dimaksudkan untuk meningkatkan proyek penyimpanan baterai bagi rencana ambisius India untuk memperluas kapasitas energi terbarukan menjadi 500 gigawatt (GW) pada tahun 2030 dan memangkas biaya penyimpanan energi baterai dari 5,5 sampai 6,5 rupee per unit saat ini.

Penyimpanan baterai, yang digunakan sebagai cadangan daya terbarukan untuk menstabilkan jaringan, adalah teknologi yang sedang berkembang dengan hanya sedikit proyek berskala besar di dunia. Skema tersebut bertujuan untuk mengembangkan sistem penyimpanan energi baterai skala besar untuk menurunkan biaya melalui penawaran yang kompetitif.

Baca juga : Nasib para Ibu Muda di India, Antara Harapan dan Kecemasan

Pemerintah India akan menyediakan insentif untuk menutupi risiko dari pengembangan proyek infrastruktur penting ini dalam bentuk hibah selama tiga tahun, kata sumber yang sama.

Pemerintah juga mengharapkan investasi swasta senilai 56 miliar rupee atau Rp10 triliun melalui skema tersebut.

Baca juga : Wow! India Negara dengan Jumlah Penduduk Terbanyak Sedunia

Pencairan kontrak akan dilakukan dalam lima tahap hingga 2030 atau 2031. Kontrak akan diberikan melalui proses yang kompetitif, dan perusahaan dengan penawaran terendah lah yang akan dipilih, ujar sumber yang sama.

Kementerian energi India masih belum memberikan komentar akan hal ini karena proposal dari skema ini belum dipublikasikan dan masih menunggu persetujuan kabinet.

Sejumlah konglomerat India termasuk Reliance Industries, Adani Power, dan JSW Energy berencana mendirikan pabrik baterai skala besar.

Proposal yang diumumkan oleh Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman dalam pidato anggarannya pada 1 Februari, selanjutnya akan didiskusikan oleh kabinet negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi. Belum ada batas waktu untuk persetujuan tersebut.

India memiliki kapasitas penyimpanan baterai 37 MWh saat ini. Menurut perkiraan dari badan perencanaan sektor ketenagalistrikan, negara membutuhkan 236 gigawatt jam (GWh) penyimpanan energi baterai selain proyek penyimpanan pompa 27 GW pada 2031-2032. (Reuters/Ant/Z-4)

BERITA TERKAIT