10 May 2023, 10:43 WIB

Iran Curiga Alasan Sebenarnya Israel Serang Jihad Islam


Wisnu Arto Subari | Internasional

AFP/Ronaldo Schemidt.
 AFP/Ronaldo Schemidt.
Polisi Israel menutup jalan raya menuju penyeberangan Erez antara Israel dan Jalur Gaza utara, Selasa 9 Mei 2023.

JURU bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada Selasa (9/5) mengecam keras serangan udara Israel di Jalur Gaza pada hari sebelumnya. Iran curiga latar belakang Israel menyerang Jalur Gaza, Palestina.

Dalam pernyataan yang diposting di situs kementerian, Nasser Kanaani menyoroti perlu tindakan segera, efektif, pencegahan, dan terkoordinasi oleh negara-negara Muslim untuk menghentikan kejahatan Israel, setelah serangan Israel terhadap militan Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jalur Gaza. Serangan itu menewaskan sedikitnya 15 orang, termasuk wanita, anak-anak dan tiga pemimpin senior militer PIJ, serta melukai sedikitnya 20 orang lain.

Dilansir Xinhua, Kanaani mengatakan serangan Israel ditujukan untuk mengalihkan opini publik dari situasi domestik Israel yang sangat goyah dan kritis. Kebisuan dan kelambanan negara-negara Barat serta organisasi internasional yang relevan dalam menghadapi peningkatan ketegangan Israel baru-baru ini dengan rakyat Palestina, imbuhnya, membuat orang Israel berani melanjutkan kejahatan mereka.

Baca juga: Israel Perkuat Hambatan bagi Pasien Palestina untuk Berobat

Pada Selasa, jet tempur Israel dan drone tak berawak melakukan serangan udara serentak dan mengejutkan terhadap bangunan dan apartemen yang menampung para pemimpin militer senior PIJ di Jalur Gaza. Militer Israel mengatakan dalam suatu pernyataan bahwa tiga pemimpin PIJ tewas dalam serangan udara tersebut. 

Mereka diidentifikasi oleh PIJ sebagai Khalil Bahitini, komandan Brigade Al-Quds di Jalur Gaza utara; Tariq Izz al-Din, juru bicara gerakan yang juga mengelola operasi pembalasan di Tepi Barat dan Gaza; dan Jihad al -Ghannam, sekretaris dewan militer gerakan.

Baca juga: Ribuan Warga Israel Tinggalkan Rumah usai Penyerangan Gaza

Serangan udara itu terjadi kurang dari seminggu setelah lebih dari 100 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel selatan setelah kematian pejabat PIJ Khader Adnan. Adnan melakukan mogok makan selama 86 hari saat berada di bawah tahanan Israel. (Z-2)

BERITA TERKAIT