10 May 2023, 06:10 WIB

Tidak ada Kesepakatan Batas Utang AS Setelah Pertemuan Biden dengan Pemimpin Republik


Media Indonesia | Internasional

AFP
 AFP
Pertemuan Joe Biden dengan Partai Republik dan Demokrat mengalami kebuntuan tentang batas utang Amerik Serikat.

PERTEMUAN tingkat tinggi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pemimpin Partai Republik dan Demokrat pada Selasa tidak menghasilkan terobosan dalam kebuntuan mengenai batas utang AS.  Namun kelompok tersebut memutuskan untuk kembali berkumpul dalam pekan ini.

Ketua DPR dari Partai Republik, Kevin McCarthy, dan pemimpin minoritas Senat, Mitch McConnell, bertemu dengan Biden di Gedung Putih pada putaran terakhir perebutan kekuasaan yang mengancam konsekuensi besar bagi ekonomi terbesar di dunia.

Para Republik juga didampingi oleh dua pemimpin kongres Demokrat paling terkemuka: Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer dan Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries. McCarthy menyatakan "tidak melihat adanya pergerakan baru," meskipun keempat orang tersebut dan Biden akan bertemu kembali pada Jumat.

Baca juga: Kegagalan Amerika Bayar Utang Untungkan Rusia dan Tiongkok

Penghapusan batas utang yang dikenal sebagai "debt ceiling" -- batas pinjaman pemerintah untuk membayar tagihan yang sudah ditanggung -- sering kali menjadi rutinitas.

Namun, Partai Republik yang peduli dengan anggaran, yang memenangkan kendali atas DPR dalam pemilihan paruh waktu 2022, bertekad hanya akan menaikkan batas dari batas maksimum saat ini sebesar US$31,4 triliun jika pembatasan pengeluaran diberlakukan.

Baca juga: Waduh, Kenaikan Utang bukan Cuma di Amerika Tapi juga Tiongkok!

Setelah pertemuan tersebut, Jeffries menyatakan bahwa Republik "ekstrem" "telah menunjukkan kesiapannya untuk membawa kita menuju kegagalan pembayaran."

"Itu perilaku yang tidak bertanggung jawab, berisiko, dan ekstrem," ujarnya.

Ketidaksepakatan serupa pada tahun 2011 mengakibatkan Amerika Serikat kehilangan peringkat utang AAA yang sangat diinginkan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Janet Yellen memperingatkan bahwa kecuali Kongres bertindak dalam beberapa minggu mendatang, "kekacauan finansial dan ekonomi akan terjadi."

Yellen juga telah melakukan pembicaraan dengan CEO perusahaan untuk membahas bahaya bertaruh dengan keadaan, sumber yang akrab dengan masalah tersebut mengonfirmasi kepada AFP. 

Kehabisan Waktu

Usai pertemuan, McConnell mengatakan Amerika Serikat tidak akan gagal bayar dan tidak kehabisan waktu.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre berargumen di depan Oval Office berargumenn tugas konstitusional anggota parlemen dari Partai Republik untuk bertindak. "Jalan keluar bagi mereka adalah melakukan pekerjaan mereka," katanya merujuk pada menaikkan plafon utang tanpa syarat.

Tetapi McCarthy menyatakan Partai Republik melakukan pekerjaan mereka dengan mengeluarkan rencana yang menaikkan batas pinjaman, sambil melembagakan pemotongan pengeluaran pemerintah yang besar. Dia malah menuduh Biden menyandera negara itu.

Biden telah berulang kali menyerukan pencabutan "bersih" dari batas pinjaman AS, dengan alasan pengeluaran defisit telah disetujui Kongres dan oleh karena itu tidak dapat diperdebatkan. Sementara itu, Demokrat menyebut rencana yang disahkan Republik sebagai "Default on America Act".

Masih belum jelas kapan pemerintah akan kehabisan dana, tetapi Departemen Keuangan telah memperingatkan hal itu bisa terjadi paling cepat 1 Juni.

Selain memicu gejolak Wall Street, kegagalan untuk mengatasi kebuntuan batas utang juga dapat berdampak pada Biden secara politis saat ia terus maju dalam kampanye pemilihan ulang. (AFP/Z-3)

BERITA TERKAIT