29 March 2023, 17:14 WIB

Setelah Ramai Dikritik, Biden Nyatakan Mengecam Penembakan di Sekolah


Cahya Mulyana | Internasional

AFP/Brendan
 AFP/Brendan
Warga berkabung atas peristiwa penembakan di sekolah di Nashville, AS

Setelah ramai dikritik di media sosial karena membuat lelucon pasca penembakan di Nashville, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengutuk epidemi kekerasan senjata yang kerap memakan korban dari kalangan anak-anak. Dalam sehari, tiga siswa dan tiga anggota staf tewas dalam penembakan sekolah di Nashville.

"Saya tidak pernah berpikir ketika saya memulai kehidupan publik saya bahwa senjata akan menjadi pembunuh anak-anak nomor satu di Amerika," kata Biden, dilansir dari AFP, (29/3).

Senjata api telah melampaui kecelakaan mobil sebagai penyebab utama kematian bagi orang Amerika berusia 1 hingga 19 tahun. Itu diungkapkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS sesuai data hingga 2021.

Biden akan bertemu dengan keluarga para korban di Nashville. Dia juga mengatakan bahwa kebanyakan orang Amerika merasa memiliki senapan militer, yang secara rutin digunakan dalam pembantaian.

Baca juga: Biden Lempar Lelucon Kala Rakyatnya Jadi Korban Penembakan

"Padahal mayoritas orang Amerika menganggap memiliki senjata serbu itu aneh, itu ide gila. Mereka menentang itu," katanya.

Biden telah meminta Kongres untuk memberlakukan kembali larangan senjata serbu setelah penembakan tragis itu. Dia mencatat bahwa larangan semacam itu telah disahkan dengan bantuannya sebagai senator selama pemerintahan Bill Clinton pada 1994.

"Terakhir kali kami mengesahkan larangan senjata serbu, kekerasan turun," katanya.

Baca juga: Tiga Siswa dan Tiga Staf Tewas Saat Peristiwa Penembakan di Nashville

Dia menyatakan kekesalannya bahwa Kongres tidak akan melarang kepemilikan senapan semi-otomatis, seperti AR-15. Sementara dia mengaku sudah tidak berdaya untuk mempengaruhi Kongres.

"Saya telah menggunakan otoritas eksekutif saya sepenuhnya untuk melakukan apa pun tentang senjata saya sendiri. Kongres harus bertindak. Saya tidak bisa melakukan apa pun kecuali memohon kepada Kongres untuk bertindak secara wajar," paparnya.

Jutaan Orang Amerika Memiliki Senjata Serbu

Larangan pada 1994 mengakhiri penggunaan sipil dari beberapa senjata semi-otomatis dan juga magasin amunisi yang menampung 10 peluru atau lebih. Larangan berakhir setelah 10 tahun dan tidak diperpanjang.

Tercatat lebih dari 24 juta senjata jenis AR-15 di tengah masyarakat AS pada pertengahan 2022, menurut asosiasi perdagangan senjata api National Shooting Sports Foundation. Menurut survei Washington Post/Ipso sekitar satu dari 20 orang dewasa Amerika, atau sekitar 16 juta orang, diperkirakan memiliki setidaknya satu senapan jenis AR-15.

Partai Republik menentang seruan Biden untuk larangan senjata serbu, melabelinya sebagai tindakan berlebihan pemerintah. Mereka mengatakan itu melanggar Amandemen Kedua Konstitusi AS, yang menjamin hak untuk memanggul senjata.

Beberapa Republikan, seperti Senator Ted Cruz dan Lindsey Graham, malah berargumen sebagai alternatif agar lebih banyak polisi dikerahkan ke halaman sekolah untuk menghentikan penembakan. Penembak di Nashville memiliki tujuh senjata api.

Tersangka berusia 28 tahun yang menembak mati enam orang di sebuah sekolah dasar di Nashville membeli dan menyembunyikan banyak senjata di rumah keluarga. Padahal dirinya memiliki masalah kesehatan mental.

Kepala Polisi Nashville John Drake mengatakan kepada wartawan bahwa tersangka telah menerima perawatan untuk gangguan emosional. Sementara orang tua penembak percaya bahwa anaknya hanya memperdagangkan senjata.

"Ternyata, dia menyembunyikan beberapa senjata di dalam rumah," kata Drake.

(Z-9)


 

BERITA TERKAIT