09 March 2023, 21:40 WIB

Indonesia Minta Dunia Perkuat Kemitraan Global untuk LDCs


Cahya Mulyana | Internasional

Medcom
 Medcom
Ilustrasi

INDONESIA menyerukan penguatan kemitraan global untuk mendukung pembangunan ekonomi negara-negara yang kurang berkembang atau least-developed countries (LDCs) pada Konferensi Kelima LSCs PBB atau LDC5 di Doha, Qatar, Kamis (9/3).

Dalam pernyataan nasional Indonesia, Dubes Indonesia untuk Qatar Ridwan Hassan selaku Ketua Delegasi Indonesia mengatakan bahwa LDCs masih menghadapi berbagai tantangan. Seperti terbatasnya kapasitas produksi, kemampuan fiskal yang kurang memadai, tekanan utang, dan kurangnya akses terhadap teknologi.

Kondisi negara LDCs ini diperparah dengan adanya pandemi covid-19 serta berbagai tantangan multidimensi lainnya, termasuk perubahan iklim serta kerentanan pangan dan energi. Saat ini terdapat 46 negara yang termasuk dalam kategori LDCs, dimana 33 di antaranya negara Afrika, 9 di Asia, 3 di Pasifik dan 1 di Karibia.

Baca juga: Bertemu Menlu Jepang, Retno Bahas Perdagangan dan Pemenuhan Tenaga Kerja

“Adopsi Doha Programme of Action 2022 merupakan bukti komitmen kolektif kita untuk mendukung LDCs. Namun kita perlu bekerja keras untuk memastikan implementasi efektifnya,” kata Ridwan dalam keterangannya, Kamis (9/3).

Untuk itu, terdapat tiga hal yang perlu didorong. Pertama, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pendanaan pembangunan di LDCs. Saat ini LDCs menghadapi keterbatasan pendanaan, baik dalam bentuk investasi asing langsung (FDI) maupun bantuan pembangunan.

Baca juga: Ini Cerita 50 Tahun Hubungan Manis Indonesia-Korsel

Dunia internasional perlu mendukung LDCs melalui pemberian bantuan pembangunan, investasi, dukungan teknis, inovasi model pendanaan, dan pembebasan tekanan utang.

“Di bawah Presidensi Indonesia, G20 sepakat untuk meningkatkan pendanaan campuran (blended finance) kepada negara berkembang, termasuk LDCs,” jelas Ridwan.

Kedua, lanjut dia, memajukan pembangunan SDM di LDCs. Besarnya populasi usia muda di LDCs menjadi aset berharga yang harus dikembangkan, antara lain melalui pelatihan dan pendidikan yang berkualitas dan inklusif. Menurut dia selama ini Indonesia aktif memberikan bantuan kapasitas kepada LDCs.Ketiga, memperkuat kemitraan Utara-Selatan, Selatan-Selatan, dan Kerja Sama Triangular.

Kerja sama tersebut harus berdasarkan permintaan dari LDCs dan mengusung prinsip solidaritas, inklusivitas, kesetaraan, dan leave no one behind.

“Pandemi mengajarkan kita bahwa tidak ada satupun negara yang sanggup menghadapi tantangan global sendirian. Solidaritas, inklusivitas, kerja sama, dan kemitraan adalah kunci untuk mengatasi tantangan global. Mari gunakan kesempatan ini untuk memperkuat kemitraan global untuk dukung LDCs,” pungkas Ridwan.

LDCs diselenggarakan setiap 10 tahun sekali sejak 1981 untuk memobilisasi dukungan internasional terhadap pembangunan ekonomi LDCs. LDC5 antara lain dihadiri oleh perwakilan 131 negara, 25 negara diwakilkan pada tingkat kepala negara/pemerintah, serta 21 organisasi internasional.

Delegasi RI pada konferensi LDC5 dipimpin oleh Dubes Indonesia untuk Qatar serta terdiri dari unsur Kementerian Luar Negeri, Kementerian PPN/Bappenas dan KBRI Doha.

(Cah/Z-7)

BERITA TERKAIT