Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membahas sejumlah kerja sama strategis dengan Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa dalam pertemuan Strategic Dialogue ke-8 antara Indonesia-Jepang yang dihelat di Tokyo, Jepang, Senin (6/3).
Perdagangan, investasi dan pemenuhan pasar tenaga kerja menjadi tiga prioritas utama.
"Dalam pertemuan tersebut, saya menggarisbawahi pentingnya penguatan kerja sama perdagangan dan investasi Jepang adalah mitra dagang terbesar ke-3 Indonesia," ujar Retno melalui keterangan resmi, Senin.
Pemerintah mencatat total perdagangan kedua negara pada 2022 sudah mencapai US$42 miliar. Angka itu melampaui capaian sebelum pandemi covid-19.
“Namun angka ini masih jauh dibanding total perdagangan dengan negara-negara Asia Timur lainnya,” sambung Retno.
Oleh karena itu, penting bagi kedua negara untuk segera menyelesaikan Protokol Amandemen dari Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Traktat itu diyakini mampu meningkatkan transaksi niaga karena akan menghapus hambatan perdagangan dan memperluas akses produk unggulan kedua negara.
Fleksibilitas, lanjutnya, sangat diperlukan dalam perundingan IJEPA terutama terkait isu penghapusan tarif produk tuna kaleng Indonesia, pengembangan sektor pekerja terampil di bidang pariwisata dan industri serta relaksasi ketentuan khusus produk untuk kopi dan sorbitol, yaitu produk substitusi gula.
Adapun, terkait kerja sama investasi, selain masalah kualitas, Retno ingin Jepang bisa menanamkan modal pada proyek-proyek yang kompetitif. Salah satu contoh adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Jepang dapat memberikan dukungan finansial, tenaga ahli, dan juga transfer teknologi.
Selain IKN, proyek infrastruktur lain seperti pembangunan Pelabuhan Patimban dan MRT Jakarta East-West juga masuk dalam pembahasan.
"Dalam konteks kerja sama investasi, minggu lalu Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi) juga baru saja melakukan serangkaian pertemuan dengan mitranya di Jepang. Beberapa isu yang dibahas upaya untuk mengejar pemenuhan target kapasitas terminal mobil dengan 600ribu mobil per tahun pada 2024 dan juga pelabuhan kontainer dengan kapasitas 525.000 TEUs pada 2023 untuk Pelabuhan Patimban," jelasnya.
Terkait proyek MRT Jakarta East-West, saat ini sedang dilakukan finalisasi kajian untuk basic engineering design terhadap fase 1-1 dengan target penyelesaian pada akhir 2023. Saat ini ADB dan JICA sedang melakukan kajian untuk menentukan kerangka institusi dan juga skema implementasi proyek.
Pembahasan lainnya, kata Retno, menyangkut pengembangan SDM. Jepang menawarkan banyak beasiswa dan pendidikan vokasi. Kedua negara dapat bekerja sama untuk mengoptimalkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia.
"Saya sampaikan Indonesia siap mendukung keperluan tenaga kerja yang tinggi di Jepang. Untuk itu, saya harapkan dukungan Jepang untuk meningkatkan kapasitas dan akses bagi tenaga kerja ahli Indonesia melalui peningkatan pelatihan bahasa Jepang di berbagai Balai Latihan Kerja atau BLK di Indonesia," tandasnya. (Z-11)