Tiongkok mengatakan bahwa balon jelajah Amerika Serikat (AS) telah terbang di atas wilayah udaranya tanpa izin lebih dari 10 kali sejak awal 2022. Tuduhan Beijing itu dibantah dengan cepat oleh Washington.
Isu ini mencuat setelah AS menembak jatuh balon jelajah milik Tiongkok pada 4 Februari. Washington menduga balon itu terbang dalam misi untuk memata-matai.
Militer AS juga telah menembak jatuh tiga benda terbang lainnya di atas Amerika Utara. Terakhir pada Minggu (12/2), dengan menjatuhkan sebuah benda segi delapan di atas Danau Huron.
"Sejak tahun lalu, balon udara ketinggian tinggi AS telah melakukan lebih dari 10 penerbangan ilegal ke wilayah udara Tiongkok tanpa persetujuan dari departemen terkait Tiongkok," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin.
Wang tidak secara khusus menggambarkan balon tersebut sebagai bagian dari misi militer, atau spionase. Gedung Putih segera membantah tuduhan Tiongkok.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson mengatakan tuduhan itu untuk mengaburkan isu balon jelajah Tiongkok. “Setiap klaim bahwa pemerintah AS mengoperasikan balon pengawasan di RRC (Republik Rakyat Tiongkok) adalah salah. Tiongkok-lah yang memiliki program balon pengawasan ketinggian tinggi untuk pengumpulan intelijen, yang terhubung dengan Tentara Pembebasan Rakyat, yang telah digunakan untuk melanggar kedaulatan AS dan lebih dari 40 negara di lima benua,” paparnya.
Tiongkok juga, kata dia, telah gagal memberikan penjelasan yang rinci mendukung klaimnya tersebut. Sebelumnya, Juru Bicara Keamanan AS John Kirby mengatakan tuduhan Tiongkok itu keliru. "Sama sekali tidak benar. Kami tidak menerbangkan balon di atas Tiongkok,” katanya.
Pernyataan Tiongkok itu muncul setelah AS menembak jatuh balon pengintai di lepas pantai Carolina Selatan pada 4 Februari setelah melayang melintasi benua Amerika selama berhari-hari.Tiongkok mengatakan balon itu adalah pesawat penelitian sipil dan menuduh AS bereaksi berlebihan.
Wang dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang tiga objek terbaru yang ditembak jatuh oleh AS. Gregory Poling, Pakar Keamanan Maritim Indo-Pasifik di think tank Center for Strategic and International Studies (CSIS) Washington, mengatakan dia tidak mengetahui adanya penggunaan balon oleh AS untuk pengawasan. "Saya kira tidak ada balon juga digunakan AS tetapi saya tidak tahu pastinya," pungkasnya. (Straits Times/OL-12)