09 February 2023, 09:13 WIB

Sindir Korban Gempa Turki-Suriah, Charlie Hebdo Tuai Kecaman


Cahya Mulyana | Internasional

AFP/OZAN KOSE
 AFP/OZAN KOSE
Warga berkumpul di dekat api unggun di antara reruntuhan di Kota Kahramanmaras, Turki, yang luluh lantak akibat gempa. 

MAJALAH satir Prancis Charlie Hebdo kembali memicu kecaman di media sosial setelah menerbitkan kartun bernada sindiran atas gempa berkekuatan 7,8 magnitudo yang menewaskan 11 ribu orang lebih di Turki dan Suriah.

Gambar yang dibuat oleh seniman Pierrick Juin itu menunjukkan bangunan yang tertatih-tatih di tengah tumpukan puing dengan tulisan, 'Tidak perlu mengirim tank.'

Pengguna media sosial mengatakan kartun itu mengolok-olok tragedi yang berdampak pada jutaan orang di dua negara itu. Mereka juga menilai karya yang bernaung di bawah bendera kebebasan berpendapat dan pers itu menjijikkan, memalukan, antipati, dan mirip ujaran kebencian.

Baca juga: Jumlah Korban Meninggal Akibat Gempa Turki Tembus 12.000 Jiwa

Seorang perempuan bernama Sara Assaf mengaku sudah tidak lagi mendukung majalah asal Prancis itu. 

"Je ne suis plus Charlie (Saya bukan lagi Charlie)," tulisnya.

Itu mengacu pada slogan Je suis Charlie atau saya Charlie, yang diadopsi pendukung outlet tersebut setelah serangan pada 7 Januari 2015. 

Pada hari itu, dua bersaudara yang mengaku berafiliasi dengan Al-Qaeda melepaskan tembakan ke markas majalah mingguan satir itu di Paris yang menewaskan 12 orang.

Serangan itu memicu curahan solidaritas global dengan Prancis serta perdebatan tentang apa yang dimaksud dengan kebebasan berbicara. Namun dengan kemunculan karikatur ini, banyak pengikutnya mengundurkan diri.

“Tragedi ini bukan humor," ujar Cendekiawan Muslim Amerika Serikat (AS) Omar Suleiman.

Dia mengatakan mengejek kematian ribuan Muslim adalah puncak dari Prancis telah merendahkan pengikutnya dalam segala hal. 

Padahal, dulu, rakyat Turki telah melakukan pawai dukungan terhadap Charlie Hebdo setelah serangan 2015, bersatu di belakang kampanye Je suis Charlie.

Analis politik Oznur Kucuker Sirene menyatakan, "Bahkan orang Turki adalah Charlie Hebdo untuk berbagi kesedihan saat Anda diserang. Tapi, hari ini, Anda berani mengejek penderitaan seluruh rakyat itu. Seseorang harus benar-benar melawan satir ini sementara masih ada bayi yang menunggu untuk diselamatkan di bawah reruntuhan.”

Seorang pengguna mengatakan satu-satunya sumber pendapatan untuk surat kabar ini adalah Islamofobia. Komik strip itu bahkan mendapat balasan dari Ibrahim Kalin, Juru Bicara Kepresidenan Turki. "Orang barbar modern. Tercekik dalam kebencian dan dendammu." (Aljazeera/OL-1)

BERITA TERKAIT