01 February 2023, 20:26 WIB

Inggris Bersiap Hadapi Aksi Mogok Kerja Terbesar


Ferdian Ananda Majni | Internasional

AFP/Oli Scarff.
 AFP/Oli Scarff.
Guru memegang poster saat mereka mengambil bagian dalam protes yang diselenggarakan NEU dan serikat pekerja terafiliasi lain.

HINGGA setengah juta guru, pegawai negeri sipil, masinis kereta api, dan dosen universitas di Inggris melakukan mogok kerja pada Rabu (1/2) waktu setempat. Dalam aksi terkoordinasi terbesar dalam satu generasi itu diperkirakan menyebabkan gangguan yang meluas.

Aksi mogok massal ini akan membuat sekolah-sekolah ditutup, militer disiagakan untuk membantu di perbatasan Inggris, dan tidak ada layanan kereta api yang beroperasi di sebagian besar wilayah Inggris. Para pemimpin serikat pekerja memperkirakan hingga 500.000 orang akan ikut serta. 

Itu jumlah tertinggi selama setidaknya satu dekade. Akan ada pula aksi unjuk rasa menentang undang-undang baru yang direncanakan untuk mengekang pemogokan di beberapa sektor, proposal yang menurut mereka akan meracuni hubungan lebih lanjut.

"Setelah bertahun-tahun mengalami pemotongan gaji yang brutal, para perawat, guru, dan jutaan pegawai negeri lain telah mengalami penurunan standar hidup dan akan menghadapi lebih banyak kesengsaraan," kata Paul Nowak, sekretaris jenderal Trades Union Congress (TUC), kelompok induk serikat pekerja. "Alih-alih merencanakan cara-cara baru untuk menyerang hak mogok, para menteri seharusnya menaikkan gaji di seluruh perekonomian, dimulai dengan penaikan gaji yang layak bagi para pekerja di seluruh sektor publik," sebutnya.

Pemerintah mengatakan bahwa mitigasi akan dilakukan namun pemogokan akan memiliki dampak yang signifikan. "Kami menyadari bahwa hal ini akan mengganggu kehidupan masyarakat dan itulah sebabnya kami berpikir bahwa negosiasi daripada mogok kerja adalah pendekatan yang tepat," kata juru bicara Perdana Menteri Rishi Sunak kepada para wartawan.

Inflasi mencapai lebih dari 10%, level tertinggi selama empat dekade. Apalagi Inggris telah mengalami gelombang pemogokan mulai dari pekerja kesehatan dan transportasi hingga karyawan gudang Amazon dan staf pos Royal Mail. Mereka menuntut kenaikan gaji di atas inflasi untuk menutupi tagihan makanan dan energi yang melonjak yang menurut mereka telah membuat mereka stres, merasa tidak dihargai, dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Pada Rabu, sekitar 300.000 guru akan melakukan aksi, bersama dengan 100.000 pegawai negeri sipil dari lebih dari 120 departemen pemerintah, dan puluhan ribu dosen universitas dan pekerja kereta api. Minggu depan, perawat, staf ambulans, paramedis, petugas panggilan darurat dan petugas kesehatan lain akan melakukan aksi mogok kerja, sementara petugas pemadam kebakaran minggu ini juga mendukung aksi mogok kerja nasional. (AFP/OL-14)

BERITA TERKAIT