30 January 2023, 20:52 WIB

Kasus Rasmus Paludan, Indonesia Panggil Dubes Swedia Kampanyekan Pluralisme


Cahya Mulyana | Internasional

AFP/Azwar Ipank.
 AFP/Azwar Ipank.
Aktivis menginjak bendera Denmark dan Swedia saat para demonstran berkumpul di luar Kedutaan Besar Swedia di Jakarta pada 30 Januari 2023.

KEMENTERIAN Luar Negeri RI menyampaikan kekecewaan terhadap Swedia yang permisif terhadap tindakan warganya, Rasmus Paludan, dengan dalih kebebasan berpendapat. Pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) itu membakar Alquran atas izin pemerintah Swedia dan perlindungan kepolisian.

"Jadi (Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg) sudah dipanggil minggu lalu," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi setelah menghadiri rapat kerja Kementerian Luar Negeri dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/1). Menurut dia, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri sudah menyampaikan secara langsung sikap terkait aksi tidak terpuji yang dilakukan Rasmus Paludan lewat perwakilan Swedia tersebut. 

Itu dilakukan oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi. Pada kesempatan sama, Umar mengatakan pemanggilan Marina dilakukan pekan lalu atau beberapa hari setelah Paludan melancarkan aksinya di Stockholm, Swedia, Sabtu (21/1). Indonesia menyampaikan kutukan dan kekecewaan atas aksi pembakaran Alquran oleh seorang warga Swedia-Denmark tersebut.

Dia menyampaikan juga kepada Marina Berg bahwa Indonesia meminta kepada Swedia untuk memastikan peristiwa serupa dan yang bersifat provokasi tidak terulang. Marina Berg, kata dia, mengakui bahwa tindakan warganya itu tidak menyenangkan bagi masyarakat muslim dunia.

Sayangnya, kata Umar, pemerintah Swedia tidak dapat menggolongkan tindakan Rasmus Paludan sebagai pelanggaran hukum. Pasalnya, aksi tersebut masuk dalam bagian dari kebeberapa berpendapat. "Namun saya bilang kan kebebasan berpendapat itu bukan tanpa batas," tegasnya.

Dia mengatakan Indonesia siap bekerja sama dengan Swedia untuk mengampanyekan pluralisme supaya warga Swedia lebih menghormati perbedaan beragama. "Indonesia tentu selalu siap kalau Swedia perlu dialog mengenai pluralisme dan inklusivisme," pungkasnya. (OL-14)

BERITA TERKAIT