15 January 2023, 11:32 WIB

Warga Israel Berunjuk Rasa Kecam Pemerintah Netanyahu


Ferdian Ananda Majni | Internasional

JACK GUEZ / AFP
 JACK GUEZ / AFP
Para demonstran berunjuk rasa mengecam tindakan PM Benjamin Netanyahu yang melanggar demokrasi di Tel Aviv, Israeel, Sabtu (14/1/2023). 

PULUHAN ribu orang melakukan protes di pusat Tel Aviv terhadap pemerintah baru sayap kanan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Menurut para demontran kebijakannya mengancam demokrasi Israel.

Para pengunjuk rasa tak mempedulikan hujan untuk tetap berunjuk rasa dan mengacungkan spanduk dengan slogan-slogan mengecam "pemerintahan yang memalukan" dan mendesak "turunkan diktator” seperti dilaporkan koresponden AFP.

Media Israel melaporkan 80 ribu  orang bergabung dalam rapat umum tersebut, mengutip sumber polisi. Polisi tidak memberikan perkiraan resmi setelah melaporkan 20 ribu pengunjuk rasa pada malam sebelumnya.

Demonstrasi itu adalah yang terbesar sejak pemerintahan baru Netanyahu mengambil alih kekuasaan pada akhir Desember 2022 di Israel, sebuah negara berpenduduk lebih dari sembilan juta jiwa.

Baca juga: Pasukan Rusia Kuasai Kota Soledar di Wilayah Timur Ukraina

"Situasinya mengkhawatirkan dan menakutkan," kata pengunjuk rasa berusia 22 tahun, Aya Tal, yang bekerja di industri teknologi tinggi.

"Mereka ingin mengambil hak kami... Kami harus bersatu,"

Unjuk rasa lainnya diadakan di Jerusalem, di luar kediaman Perdana Menteri dan Presiden dan di Kota utara Haifa, lapor media lokal.

Sudah menjadi perdana menteri terlama di Israel, Netanyahu kembali berkuasa sebagai kepala koalisi dengan partai-partai Yahudi ultra-kanan dan ultra-Ortodoks, beberapa pejabatnya sekarang mengepalai kementerian strategis.

Para pengunjuk rasa meminta Netanyahu yang melawan tuduhan korupsi di pengadilan untuk mengundurkan diri.

"Bibi (Netanyahu) tidak menginginkan demokrasi, kami tidak membutuhkan fasis di Knesset," bunyi salah satu tanda di protes Tel Aviv, mengacu pada parlemen Israel. (AFP/Fer/OL-09)

BERITA TERKAIT