PERDANA menteri Inggris dan Jepang akan menandatangani kesepakatan pertahanan baru yang sangat signifikan. Kesepakatan itu memungkinkan pasukan Inggris ditempatkan di Jepang ketika keduanya bertemu di London pada Rabu (11/1).
Perjanjian tersebut merupakan tanda terbaru dari meningkatnya minat London di kawasan Asia-Pasifik, dan upaya Tokyo untuk memperkuat aliansi untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan dari kebijakan TIongkok.
Baca juga: Cuaca Ektrem, 33 Juta Warga California Diperintahkan Mengungsi
Kesepakatan itu menciptakan dasar hukum untuk penempatan pasukan Inggris dan Jepang di wilayah satu sama lain untuk pelatihan dan operasi lainnya.
Kantor Perdana Menteri Rishi Sunak menyebutnya sebagai perjanjian pertahanan paling signifikan antara kedua negara dalam lebih dari satu abad.
"Dalam 12 bulan terakhir, kami telah menulis bab selanjutnya dari hubungan antara Inggris dan Jepang -- mempercepat, membangun, dan memperdalam hubungan kami," kata Sunak.
"Perjanjian Akses Timbal Balik ini sangat penting bagi kedua negara kita, ini memperkuat komitmen kita terhadap Indo-Pasifik dan menggarisbawahi upaya bersama kita untuk meningkatkan keamanan ekonomi,"
Negosiasi kesepakatan, yang akan ditandatangani di Menara London yang bersejarah, dimulai pada 2021.
Jepang Januari lalu menandatangani perjanjian serupa dengan Australia, dan Tokyo baru-baru ini merombak kebijakan pertahanan dan keamanannya untuk mengatasi tekanan yang meningkat dari Tiongkok.
Euan Graham, seorang rekan senior di Institut Internasional untuk Studi Strategis, menggambarkan kesepakatan itu sebagai langkah yang cukup signifikan bagi kedua negara dalam hal hubungan pertahanan bilateral mereka.
Kapal dan pesawat Inggris dapat mengunjungi Jepang dan sebaliknya, tetapi itu kondisi rumit secara diplomatik dan membutuhkan izin kementerian luar negeri setiap saat.
Perjanjian baru akan menciptakan kerangka berdiri sebagai gantinya. "Namun, itu akan memudahkan satu pihak untuk membawa kapal perusak untuk mengunjungi penjaga pantai Anda, atau untuk membawa kelompok tentara, atau untuk membawa beberapa Marinir Kerajaan yang ingin berlatih dengan pasukan amfibi Jepang," kata Graham kepada AFP. (AFP/OL-6)