PRESIDEN terpilih Brasil Luiz Inacio Lula da Silva atau Lula menuduh pihak keamanan gagal menghalau pengunjuk rasa menguasai Gedung Parlemen, Mahkamah Agung (MA) dan Istana Kepresidenan. Bahkan dia memilih anggapan bahwa aparat mendukung aksi ini.
"Ada kurangnya keamanan hari ini. Pasukan keamanan tidak kompeten, itikad buruk atau niat jahat dengan mengizinkan para perusuh mengakses Kongres, MA dan Istana Presiden di ibu kota, Brasilia," katanya.
Hasil pemilihan presiden putaran kedua presiden pada 30 Oktober hanya memberi Lula kemenangan tipis atas calon petahana Jair Bolsonaro.
Kekecewaan pendukung Bolsonaro memuncak dengan menggelar aksi di Sao Paulo, Rio de Janeiro, dan Brasilia.
Pendukung Bolsonaro mendirikan tenda di luar barak dan pangkalan militer Brasil. Fasilitas sementara itu dilengkapi dengan tempat tidur kemah, diisi dengan makanan kaleng dan kebutuhan lainnya, serta dilengkapi dengan akses internet.
Di sekitar mereka, para pedagang mendirikan kios-kios darurat untuk melakukan transaksi cepat.
Pendukung Bolsonaro meminta tentara untuk melakukan kudeta militer guna menyelamatkan Brasil. Tetapi para jenderal juga tidak mengusir atau membongkar kamp-kamp demonstran di zona keamanan tinggi.
Baca juga: Joe Biden Kecam Aksi Brutal Pendukung Presiden Bolsonaro
Sejak berkuasa pada 2019, Bolsonaro yang sempat menjabat letnan dua angkatan darat, sangat dekat dengan militer. Dia mengangkat beberapa jenderal ke pemerintahannya dan mengembalikan militer ke panggung politik.
Menjelang pemilihan presiden 2022, ketika Bolsonaro memicu kekhawatiran akan kecurangan pemilu, dia berulang kali meminta militer untuk mengawasinya.
Pada bulan-bulan setelah kekalahan Bolsonaro, Brasil berada dalam polarisasi politik yang curam. Puncaknya pada Minggu (9/1), ketika para pendukung Bolsonaro menyerbu dan menghancurkan gedung-gedung pemerintah.
Pada konferensi persnya di kota tenggara Araraquara, Lula mengecam polisi yang tidak tegas terhadap para pengunjuk rasa.
"Anda akan melihat dalam gambar bahwa mereka (petugas polisi) membimbing orang-orang dalam perjalanan ke Praca dos Tres Powers," kata Lula.
Hal itu mengacu pada kawasan Istana Presiden, Gedung MA, dan Kongres. “Padahal sudah jelas itu akan terjadi. Sangat terang terlihat di internet, orang bepergian ke Brasilia, bus diatur untuk membawa mereka ke sana. Ini jelas dan seharusnya polisi sudah siap menanggapinya,” kata Lula.
Kepala Keamanan Publik Anderson Torres, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Kehakiman di era pemerintah Bolsonaro membantah komentar Lula.
Namun Torres sendiri tidak sedang berada di Brasil melainkan sedang berlibur ke Orlando, Florida, Amerika Serikat.
Wilayah itu sama dengan yang kini ditempati Bolsonaro sejak bulan lalu. Torres membantah bahwa dia pergi ke Orlando untuk bertemu dengan Bolsonaro.
Gubernur Distrik Federal Brasilia Ibaneis Rocha mengkonfirmasi telah memecat Torres. Tapi sudah terlambat juga untuk gubernur Brasilia.(France24/Cah/OL-09)