WARGA Mesir menuntut British Museum mengembalikan batu prasasti bernama Rosetta. Batu itu merupakan artefak kuno yang berisi tiga terjemahan dekrit antara Ptolemeus yang berkuasa saat itu dan sekte pendeta Mesir.
Ukiran bilingual terdapat pada batu yang berasal dari abad ke-2 sebelum masehi. Keberadaan batu ini menjadi bukti terobosan dalam penguraian hieroglif Mesir kuno setelah digali oleh penjajah Inggris di Mesir pada 1799.
Pasukan Kerajaan Inggris mengambil batu tersebut di tahun 1801. Lempengan granit hitam telah menjadi fokus perdebatan tentang siapa yang memiliki artefak kuno yang disimpan di museum itu.
Baca juga: Kembalikan Prasasti Pucangan Demi Keutuhan Peradaban Bangsa
Menurut seorang pakar Mesir kuno dan Dekan Akademi Arab untuk Sains, Teknologi dan Transportasi Maritim di Kairo, Monica Hanna, penahanan Rosetta menjadi simbol perampasan oleh Barat.
"Penahanan batu oleh Museum Inggris adalah simbol kekerasan budaya Barat terhadap Mesir," katanya.
Hanna mengumpulkan 4.200 tanda tangan, serta 100 ribu tanda tangan dalam dua petisi. Isi keduanya sama, yakni menyerukan agar relik itu dikembalikan ke Mesir. (Euro News/OL-5)