01 December 2022, 15:07 WIB

Bom Tewaskan 15 Pelajar di Afghanistan


Cahya Mulyana | Internasional

AFP
 AFP
korban luka dari peristiwa pemboman di Madrasah di Afghanistan

SEBANYAK 15 pelajar tewas dalam ledakan bom di sekolah agama di Aybak, Samangan, Afghanistan. Juru bicara provinsi Emdadullah Muhajir mengatakan ledakan pada Rabu (30/11), itu juga melukai 20 pelajar.

“Ledakan terjadi sekitar pukul 12:45 di dalam Madrasah Jahdia di pusat kota. Banyak anak laki-laki yang belajar di madrasah (sekolah agama) ini,” kata Muhajir.

Tidak ada klaim tanggung jawab dari kelompok garis keras Afghanistan. Muhajir mengatakan penyelidikan sudah dimulai.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Federal Abdul Nafi Takor mengonfirmasi ledakan itu menyebabkan korban tewas 10 orang dan banyak yang terluka.

"Pasukan detektif dan keamanan kami bekerja untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan yang tak termaafkan ini dan membawa mereka ke pengadilan," kata Takor.

Seorang dokter di Aybak, sekitar 200 km (124 mil) utara Kabul, mengatakan korban sebagian besar anak anak-anak.

"Semuanya adalah anak-anak dan orang biasa," ucapnya.

Gambar dan video yang beredar di media sosial menunjukkan para pejabat mendatangi lokasi. Sajadah, pecahan kaca, dan puing-puing lainnya berserakan di tempat kejadian.

Aybak adalah ibu kota provinsi kecil dan kuno yang menjadi terkenal sebagai pos pemberhentian karavan bagi para pedagang selama abad keempat dan kelima.

Serangan 'tidak masuk akal'

Obaidullah Baheer, yang mengajar di American University of Afghanistan, mengatakan, orang-orang terguncang oleh serangan itu.

“Sangat tidak masuk akal, kebanyakan dari orang-orang ini, para korban adalah anak-anak. Ini sekolah agama. Jadi, itu menentang logika dan itu jahat,” ujarnya.

Ia menilai serangan itu hanya bertujuan untuk menyebarkan ketakutan. Ini untuk menunjukkan tidak ada tempat yang aman.

"Serangan ini untuk menunjukkan bmereka akan menyerang dan tujuan akhir dari teror adalah menyebarkan ketakutan dan itulah yang ingin mereka lakukan,” paparnya.

Taliban mengaku fokus mengamankan negara yang dilanda perang itu sejak mengambil alih negara pada tahun lalu setelah pasukan Amerika Serikat mundur usai diduduki selama 20 tahun. Tetapi Afghanistan telah menyaksikan sejumlah serangan mematikan dalam 15 bulan terakhir di bawah pemerintahan Taliban.

Baca juga: PBB Minta Pemimpin Dunia Lindungi Pendidikan Anak Perempuan Afghanistan

Sejumlah 60 orang tewas setelah ledakan menghantam sebuah masjid di provinsi Kunduz utara Oktober. Beberapa hari kemudian, sebuah masjid menjadi sasaran di provinsi Kandahar. Sedikitnya 65 orang tewas dalam serangan itu.

Pada April, enam orang tewas setelah ledakan menghantam sebuah sekolah menengah di ibu kota Kabul. Di bulan yang sama, setidaknya 31 orang tewas dalam serangan kelompok Negara Islam (IS) di provinsi Balkh.

Seorang pembom bunuh diri menargetkan mahasiswi di Kabul pada September yang menewaskan lebih dari 50 orang, banyak dari mereka pelajar. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu, tetapi Taliban kemudian menyalahkan IS dan mengatakan telah membunuh beberapa pemimpin kelompok.

Faiz Zaland dari Universitas Kabul mengatakan ledakan itu ditujukan untuk mengacaukan negara dan merupakan tantangan bagi harapan Taliban untuk membawa keamanan ke Afghanistan.

"Sayangnya, ini bukan pertama kalinya sebuah madrasah atau pos Taliban diserang dalam 15 bulan terakhir. Ada beberapa serangan besar terhadap madrasah seperti di provinsi Mazar-e-Sharif, Balkh dan Kunduz, tapi ini pertama kali di provinsi Samangan," katanya.

Zaland, seorang profesor ilmu politik, mengatakan sekolah-sekolah agama juga menjadi benteng kepemimpinan Taliban di tingkat provinsi.

"Mereka berafiliasi dengan gubernur atau kepala polisi Taliban setempat. Jadi serangan terhadap madrasah adalah cara untuk menantang kendali keamanan Taliban". (Aljazeera/OL-5)

BERITA TERKAIT