16 November 2022, 17:45 WIB

Lukisan Rampasan Nazi Terjual US$7,4 Juta


Cahya Mulyana | Internasional

AFP/Justin Tallis.
 AFP/Justin Tallis.
Seorang asisten galeri berpose di sebelah karya seni berjudul Le Cheval Bleu (Kuda Biru) karya pelukis Prancis Marc Chagall.

LUKISAN karya Marc Chagall, yang termasuk di antara 15 karya yang dicuri oleh Nazi dan sempat dikuasai Prancis, dikembalikan kepada ahli waris. Lukisan yang menggambarkan sosok ayah sang pelukis itu kemudian dilelang dan terjual seharga US$7,4 juta di rumah lelang Philips, New York pada Selasa (15/11).

Pada saat yang sama, Phillips menjual 46 karya seni dengan total penjualan US$139 juta. Karya yang terjual dengan harga paling mahal yakni lukisan karya Cy Twombly, Untitled (2005), yang pernah menjadi milik pengusaha Prancis Francois Pinault dengan US$41,6 juta.

Lukisan karya Chagall pada 1911 bertajuk The Father itu pada 1928 dibeli oleh seorang pembuat biola Polandia-Yahudi, David Cender. Namun karya itu terbengkalai dan disita oleh Nazi saat dirinya dievakuasi karena perang Dunia II ke ghetto Lodz dan dideportasi ke Auschwitz.

Pada saat itu, istri dan putrinya dibunuh. Namun pembuat biola itu selamat dan pindah ke Prancis pada 1958 dan meninggal pada 1966. Lukisan Marc Chagall itu dibuat pada 1947.

Seniman yang lahir saat kekaisaran Rusia itu meninggal di Prancis pada 1985. Usai perang dunia II berakhir, The Father masuk koleksi nasional Francis pada 1988 dan disimpan di Museum Seni dan Sejarah Yahudi di Paris. Parlemen Prancis dengan suara bulat mengadopsi undang-undang pada awal tahun untuk mengembalikan 15 karya keluarga Yahudi yang dijarah oleh Nazi.

Menteri kebudayaan saat itu, Roselyne Bachelot, menyebutnya itu sebagai langkah pertama yang bersejarah. Ahli waris lukisan itu Cender memutuskan untuk menjualnya. "Ketika suatu karya dikembalikan begitu lama setelah dicuri, karena Anda memiliki banyak ahli waris dan karya itu sendiri tidak dapat dibagi," kata wakil ketua Phillips Jeremiah Evarts.

Chagall melukis potret ayahnya pada tahun dia tiba di Paris. Dia disetrum oleh modernisme kota pada saat itu dan karya-karyanya dari periode itu jarang terjadi. "Banyak dari mereka hancur ketika dia meninggalkan Paris untuk kembali ke Rusia pada 1914," kata Evarts.

Ia menyakini The Father akan menarik minat museum dan kolektor. Phillips tidak mengungkapkan detail tentang identitas pembeli karya tersebut. (AFP/OL-14)

BERITA TERKAIT