PRESIDEN Amerika Serikat (AS), Joe Biden yang memulai kunjungan di Asia pada Sabtu (12/11) bersumpah akan mendesak Presiden Tiongkok, Xi Jinping untuk menekan Korea Utara.
Biden memulai turnya dengan menginjakkan kakinya di di Phnom Penh, Kamboja untuk bertemu dengan para pemimpin ASEA, dilanjutkan ke Bali untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Pertemuan antara kedua negara adidaya di Bali akan diisi pembicaraan soal serentetan uji coba rudal yang memecahkan rekor oleh Korea Utara. Biden akan menemui Xi di Bali pada Senin (14/11).
"Biden akan memberi tahu Xi bahwa Tiongkok, sekutu terbesar Pyongyang, memiliki minat untuk memainkan peran konstruktif dalam menahan kecenderungan terburuk Korea Utara," kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.
Menurut dia, Biden juga akan memberi tahu Xi bahwa jika pembangunan rudal dan nuklir Korea Utara terus terjadi akan semakin meningkatkan kehadiran militer dan keamanan Amerika di wilayah tersebut. Sullivan mengatakan Biden tidak akan menuntut Tiongkok melainkan memberikan Xi pilihan.
"Ini adalah bahwa Korea Utara merupakan ancaman tidak hanya untuk Amerika Serikat, tidak hanya untuk (Korea Selatan) dan Jepang tetapi juga untuk perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan," terangnya.
Baca juga: G20 Harus Bisa Hasilkan Terobosan Atasi Persoalan Dunia
Ia mengatakan, keputusan dari kedua pilihan tersebut hanya dapat ditentukan oleh Tiongkok. "Dengan Korea Utara semakin cepat meningkatkan kapasitas misilnya, situasi operasional menjadi lebih akut saat ini," kata Sullivan.
Biden dan Xi, pemimpin dua ekonomi terbesar dunia, telah berbicara melalui telepon beberapa kali sejak Biden menjadi Presiden AS pada Januari 2021. Tetapi pandemi Covid-19 dan keengganan Xi untuk bepergian ke luar negeri telah mencegah keduanya untuk bertemu langsung.
Pasangan ini tidak kekurangan topik untuk didiskusikan, dengan Washington dan Beijing berselisih mengenai berbagai masalah mulai dari perdagangan hingga hak asasi manusia di wilayah Xinjiang dan status pulau Taiwan.
Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres telah mendesak kedua belah pihak untuk bekerja sama, memperingatkan. Sebelum G20, Biden akan mendorong komitmen AS untuk Asia Tenggara dalam pertemuan dengan para pemimpin dari ASEAN.
Tiongkok telah melenturkan intervensinya melalui perdagangan, diplomasi, dan kekuatan militer dalam beberapa tahun terakhir di ASEAN. "Kehadiran Biden di KTT ASEAN utnuk menekankan kebijakan pemerintahannya dalam meningkatkan pengaruh AS di kawasan itu sebagai penjamin stabilitas," kata Sullivan.(AFP/OL-4)