PRESIDEN Iran Ebrahim Raisi, Rabu (28/9), mengecam para perusuh yang mendompleng gelombang demonstrasi yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini saat ditahan polisi moral negara itu.
"Mereka yang melakukan aksi kerusuhan harus ditindak. Itu adalah kehendak rakyat," ujar Raisi dalam sebuah wawancara televisi.
"Musuh telah mengincar persatuan nasional dan mengadu domba rakyat," lanjut presiden ultrakonservatif itu sembari menuding Amerika Serikat (AS) berada di belakang kerusuhan di Iran.
Baca juga: Roket Iran Tewaskan 13 Orang di Wilayah Kurdistan, Irak
Amini, perempuan Kurdi berusia 22 tahun, tewas pada 16 September, tiga hari setelah ditangkap polisi moral Iran karena dianggap melanggar aturan pemakaian hijab dan pakaian sopan.
Raisi mengatakan Iran merasakan kesedihan atas kematian Amini dan pakar forensik serta hukum akan memberikan laporan terakhir mereka.
"Perempuan, Kehidupan, dan Kebebasan," begitu teriak para demonstran dalam aksi demonstrasi terbesar di Iran dalam tempo hampir tiga tahun dengan para demonstran perempuan membakar hijab dan memotong rambut mereka.
Orangtua Amini telah menggugat kematian putri mereka, menuntut penyelidikan menyeluruh dan dirilisnya video dan foto saat perempuan itu berada dalam tahanan.
Saat aksi demonstrasi di Iran memasuki malam ke-12 secara beruntun, kepolisian Iran menegaskan akan menggunakan kekuatan penuh menanggapi aksi demonstrasi, yang hingga kini telah menewaskan sedikitnya 76 orang. (AFP/OL-1)