INDIA menyetujui vaksin covid-19 yang dikembangkan secara lokal, bebas jarum, dan diberikan melalui hidung untuk penggunaan darurat pada Selasa (6/9). Ini dilakukan dalam mendorong industri farmasi dalam negeri negara itu.
Inokulasi baru dikembangkan oleh Bharat Biotech, pembuat vaksin intravena lain yang diberi lampu hijau oleh Organisasi Kesehatan Dunia November lalu. Regulator obat India memberikan otorisasi darurat produk baru pada Selasa (6/9) yang akan memungkinkan untuk digunakan sebagai dosis utama oleh orang dewasa yang belum divaksinasi atau baru sebagian divaksinasi, tetapi tidak sebagai booster.
"Langkah ini akan semakin memperkuat perjuangan kolektif kita melawan pandemi," kata Menteri Kesehatan Mansukh Mandaviya di Twitter. Bharat Biotech melakukan uji coba fase ketiga di 14 lokasi di seluruh India dan menemukan bahwa keamanannya sangat sebanding dengan vaksin lain, kata perusahaan itu dalam suatu pernyataan.
Data pengembangan akan diserahkan ke jurnal peer-review dan dirilis ke publik, tambah pernyataan itu. "Meskipun kurangnya permintaan untuk vaksin covid-19, kami melanjutkan pengembangan produk dalam vaksin intranasal untuk memastikan bahwa kami siap dengan teknologi platform untuk penyakit menular di masa depan," kata ketua Bharat Biotech, Krishna Ella.
Masih belum jelas jadwal waktu produk tersebut akan tersedia untuk penggunaan umum. Perusahaan mengatakan itu akan diluncurkan pada waktunya.
Baca juga: Tiongkok Setujui Vaksin Covid-19 dengan Dihirup Pertama di Dunia
Pengumuman itu muncul dua hari setelah Tiongkok meluncurkan vaksin covid-10 inhalasi pertama di dunia, Convidecia Air, yang diberikan melalui nebuliser. India dilanda lonjakan besar dalam kasus covid tahun lalu yang membuat sistem perawatan kesehatannya hampir runtuh dengan pasokan oksigen habis dan pasien berjuang mendapatkan obat dari apotek yang menipis.
Lebih dari 200.000 orang meninggal dalam beberapa minggu, menurut angka resmi, meskipun para ahli percaya jumlah korban sebenarnya beberapa kali lebih tinggi. Sejak itu India memberikan lebih dari dua miliar dosis vaksin, menginokulasi penuh lebih dari dua pertiga dari 1,4 miliar penduduknya. (AFP/OL-14)