SEKRETARIS Jenderal (Sekjen()PBB, Antonio Guterres, mendesak komunitas internasional membantu Pakistan dalam menanggulangi dampak angin monsun yang mengakibatkan banjir parah. PBB telah mencairkan bantuan US$160 juta atau setara Rp2,3 triliun.
"Mari kita berhenti berjalan dalam tidur menuju kehancuran planet kita oleh perubahan iklim. Hari ini, ini Pakistan. Besok, itu bisa menjadi negara Anda," katanya.
Menurutnya, PBB meminta kepada anggotanya membantu Pakistan memenuhi kebutuhan pokok 5,2 juta orang yang mengungsi akibat bencana ini. Termasuk pula untuk 33 juta warga Pakistan yang turut terdampak.
Guterres menyebut Pakistan dan umumnya kawasan Asia Selatan terkena dampak perubahan iklim. Banyak potensi bencana yang mengancam keselamatan penduduknya 15 kali lebih besar.
Menteri Perencanaan Pakistan, mengatakan kerugian akibat banjir mencapai US$10 miliar. Sementara, negara tersebut tengah menderita krisis ekonomi.
Baca juga: Sepertiga Wilayah Pakistan Terendam Banjir Sebabkan Lonjakan Inflasi Pangan
Menteri Perubahan Iklim Pakistan, Sherry Rehman, menggambarkan situasi itu sebagai bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh iklim. Pakistan menghasilkan kurang dari 1% emisi gas rumah kaca global tetapi menempati peringkat 10 besar negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Banyak faktor yang menyebabkan banjir, tetapi pemanasan atmosfer yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi.
Dunia telah menghangat sekitar 1,2 derajat Celcius sejak era industri dimulai dan suhu akan terus meningkat kecuali pemerintah di seluruh dunia melakukan pemotongan tajam terhadap emisi. (BBC/Cah/OL-09)