PERDANA Menteri Israel Yair Lapid pada Rabu (24/8) mendesak kekuatan Barat untuk menghentikan pembicaraan yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Katanya, kesepakatan nuklir akan mengisi pundi-pundi Iran dan merusak stabilitas Timur Tengah.
Kesepakatan 2015, yang dirancang untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, telah sekarat sejak penarikan sepihak pada 2018 oleh presiden AS saat itu Donald Trump, langkah yang dirayakan oleh Israel. Penggantinya, Joe Biden, berusaha mengembalikan AS ke kesepakatan itu.
Setelah satu setengah tahun pembicaraan terputus-putus, kemajuan baru-baru ini dalam mencapai kesepakatan telah membuat musuh bebuyutan regional Iran, Israel, berada di ujung tanduk. "Di atas meja saat ini ialah kesepakatan yang buruk. Itu akan memberi Iran US$100 miliar per tahun," kata Lapid kepada wartawan.
Baca juga: Delegasi Israel Kunjungi Indonesia pada Akhir Juli
Uang itu akan digunakan oleh kelompok militan Hamas, Hizbullah, dan Jihad Islam untuk, "Merusak stabilitas di Timur Tengah dan menyebarkan teror ke seluruh dunia," kata perdana menteri Israel. Pernyataannya datang sehari setelah para pejabat AS mengatakan Iran telah setuju untuk membatalkan tuntutan utama yang menghambat tercapainya kesepakatan.
Amerika Serikat diperkirakan segera memberikan pendapatnya tentang tanggapan Iran terhadap teks usulan final yang diajukan oleh Uni Eropa untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu. Terlepas dari perubahan nyata dalam posisi Iran, Israel tetap kukuh menentang kesepakatan yang akan melihat pencabutan sanksi ekonomi yang dikenakan pada republik Islam itu.
Baca juga: AS Sebut Iran Ringankan Tuntutan untuk Kesepakatan Nuklir
"Di mata kami, itu tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh Biden sendiri yaitu mencegah Iran menjadi negara nuklir," kata Lapid. Konferensi pers pemimpin Israel itu menjadi upaya terbarunya untuk memengaruhi kekuatan Barat, setelah dia berbicara dengan pimpinan Inggris, Prancis, dan Jerman dalam beberapa hari terakhir.
"Saya mengatakan kepada mereka bahwa negosiasi ini telah mencapai titik mereka harus berhenti dan mengatakan 'cukup'," kata Lapid. "Kami menentang perjanjian ini, karena itu buruk," tambahnya. Seorang pejabat senior Israel pada briefing mengkritik rancangan teks karena tidak menetapkan penghancuran sentrifugal, yang menurut mereka memungkinkan Iran untuk memulai kembali proyek itu pada waktu yang dianggap tepat. (AFP/OL-14)