09 August 2022, 05:57 WIB

Dewan Keamanan PBB Bahas Konflik di Gaza


Basuki Eka Purnama | Internasional

AFP/Mahmud HAMS
 AFP/Mahmud HAMS
Seorang warga Palestina duduk di rumahnya di Gaza City yang hancur akibat serangan udara Israel.

DEWAN Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat, Senin (8/8), untuk membahas situasi di Gaza, dengan sejumlah anggota mengungkapkan kekhawatiran mereka meski telah ada gencatan senjata antara kelompok militan Islamic Jihad dan Israel.

Berbicara melalui sambungan video di awal pertemuan itu, Utusan Khusus PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland memperingatkan bahwa gencatan senjata itu sangat rapuh.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzia menggarisbawahi bahwa Dewan Keamanan PBB sangat prihatin dengan kejadian di Gaza yang bisa berujung pad akonflik militer penuh di kawasan itu.

Baca juga: Konflik Mematikan Palestina dan Israel sejak 2014

Israel, sejak Jumat (5/8), melancarkan serangan udara dan artileri ke posisi Islamic Jihad di Gaza yang dibalas oleh kelompok militan itu dengan menembakan lebih dari seribu roket.

Bentrokan di Gaza itu merupakan yang terburuk sejak perang selama 11 hari pada tahun lalu.

Gencatan senjata yang dimotori oleh Mesir berhasil menghentikan aksi saling serang yang telah menewaskan 44 orang, termasuk 15 anak-anak, dan melukai 360 orang di Gaza.

Wennesland mengatakan PBB menggarisbawahi bahwa sekitar 20% dari sekitar 1.100 roket yang ditembakkan Islamic Jihad jatuh di kawasan Jalur Gaza.

Sebelum pertemuan Dewan Keamanan PBB itu, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan melontarkan tanggung jawab penuh kepada Islamic Jihad atas jatuhnya korban jiwa karena menggunakan warga sipil Gaza sebagai tameng hidup.

"Hanya boleh ada satu kesimpulan dari pertemuan itu bahwa Islmic Jihad bertanggung jawab atas dua kejahatan perang. Mereka menembakkan roket ke arah warga sipil Israel dan menggunakan warga sipil Gaza sebagai tameng hidup. Itu adalah dua kejahatan perang," tegas Erdan.

Namun, Duta Besar Riyad Mansour menuding Israel melancarkan agresi yang tidak bisa dibenarkan.

"Apakah Anda siap mengatakan cukup sudah? Sebagai otoritas tertinggi yang bertanggung jawab memoertahankan perdamaian dan keamanan nasional, apakah And abisa melakukannnya?" tanyanya kepada Dewan Keamanan PBB. "Berapa banyak lagi anak-anak harus dikuburkan hingga Anda berkata cukup?" (AFP/OL-1)

BERITA TERKAIT