11 July 2022, 15:25 WIB

Demonstran Serahkan Uang dan Dokumen dari Rumah Rajapaksa


Cahya Mulyana | Internasional

 Arun SANKAR / AFP
  Arun SANKAR / AFP
Warga yang memaksa masuk tempat tinggal Perdana Menteri Sri Lanka tampak tidur-tiduran di atas kursi di Kolombo, Sri Lanka, Minggu (10/7).

JUTAAN rupee uang tunai yang ditinggalkan oleh Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa yang ditemukan para demonstran telah diserahkan ke pengadilan pada Senin (11/7).

Rakyat Sri Lanka meminta Rajapaksa mengundurkan diri karena gagal mengatasi krisis ekonomi dan selanjutnya diadili atas dugaan korupsi.

Para pengunjuk rasa menemukan uang tunai 17,85 juta rupee (sekitar USD 50 ribu) di Istana Presiden Sri Lanka. Temuan berikutnya berupa dokumen berharga yang dipandang dapat membongkar kebobrokan Rajapaksa.

"Uang itu diambil alih oleh polisi dan akan diserahkan ke pengadilan hari ini," kata Juru Bicara Kepolisian Sri Lanka.

Sumber resmi mengatakan sebuah koper penuh dokumen juga ditinggalkan di bangunan megah itu. Rajapaksa tinggal di tempat yang berusia dua abad itu setelah dia diusir dari rumah pribadinya pada 31 Maret oleh pengunjuk rasa.

Baca juga: Krisis Ekonomi Menerpa, Presiden Lengser dan Istana Diduduki Demonstran

Pemimpin berusia 73 tahun itu melarikan diri melalui pintu belakang di bawah pengawalan personel angkatan laut dan dibawa pergi dengan perahu, menuju ke timur laut Sri Lanka.

Perdana Menteri (PM) Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan Rajapaksa telah secara resmi memberitahunya tentang niatnya untuk mengundurkan diri.

Wickremesinghe yang berusia 73 tahun akan secara otomatis menjadi penjabat presiden jika Rajapaksa mengundurkan diri.

Tetapi dirinya telah mengumumkan kesediaannya untuk mundur jika konsensus tercapai untuk membentuk pemerintahan baru.

Rajapaksa telah memberi tahu Ketua Parlemen Mahinda Abeywardana niatnya untuk mengundurkan diri pada Rabu (13/7).

Puluhan ribu pengunjuk rasa merebut kantor Rajapaksa tak lama setelah menyerbu Istana Rajapaksa pada Sabtu (9/7).

Para pengunjuk rasa telah berkemah di depan gedung Sekretariat Presiden Sri Lanka selama tiga bulan dengan tuntutan pengunduran diri Rajapaksa.

Rajapaksa dituduh salah mengelola ekonomi sehingga negara itu kehabisan devisa untuk membiayai impor kebutuhan penting 22 juta penduduk Sri Lanka.

Ribuan demonstran masih menduduki gedung-gedung negara yang telah mereka ambil alih hingga Rajapaksa lengser.

Jalan-jalan menuju istana dipadati oleh puluhan ribu orang pada yang sebelumnya sangat terlarang untuk rakyat jelata. Patung Rajapaksa digantung demonstran di menara jam dekat istana.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negeri USD51 miliar pada April dan sedang dalam pembicaraan dengan IMF untuk bailout. Sri Lanka hampir kehabisan pasokan bahan bakar minyak yang sudah langka.

Pemerintah Sri Lanka memerintahkan penutupan sekolah dan kantor yang tidak penting untuk mengurangi konsumsi bahan bakar. (AFP/Cah/OL-09)

BERITA TERKAIT