03 July 2022, 10:15 WIB

Israel Jatuhkan Tiga Drone Hizbullah Intai Ladang Gas Karish


Mediaindonesia.com | Internasional

AFP.
 AFP.
Gambar ini diambil dari video yang dirilis Israel pada 2 Juli 2022 menunjukkan intersepsi terhadap drone Hizbullah saat menuju Karish.

TENTARA Israel mengatakan pada Sabtu (2/7) bahwa mereka mencegat tiga pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh Hizbullah yang menuju ke ladang gas lepas pantai di Mediterania. Ini terjadi saat meningkatnya ketegangan antara Israel dan Libanon.

"Tiga pesawat tak berawak musuh yang mendekati wilayah udara di perairan ekonomi Israel telah dicegat," kata militer dalam suatu pernyataan. Ia menambahkan bahwa pesawat tak berawak itu menuju ladang gas Karish.

Drone itu tidak dipersenjatai dan tidak menimbulkan risiko, kata sumber militer Israel. Satu drone dicegat oleh jet tempur dan dua lainnya oleh kapal perang, sumber tersebut menambahkan.

Baca juga: Iran Kutuk Serangan Israel di Suriah Lukai Warga Sipil

Gerakan Hizbullah Libanon yang didukung Iran dalam pernyataan mengonfirmasikan pihaknya meluncurkan pesawat tak berawak ke daerah lepas pantai itu. "Pada Sabtu sore, tiga pesawat tak berawak diluncurkan ke arah ladang Karish yang disengketakan untuk misi pengintaian," kata kelompok Syiah itu dalam suatu pernyataan.

"Misi itu selesai," tambahnya tanpa menyebutkan intersepsi Israel. Libanon mengutuk Israel bulan lalu ketika kapal yang disewa oleh Israel dan dioperasikan oleh perusahaan energi Yunani yang terdaftar di London Energean memasuki ladang Karish.

Hizbullah pada saat itu memperingatkan Energean agar tidak melanjutkan kegiatannya. "Tujuan langsungnya mencegah musuh mengekstraksi minyak dan gas dari ladang gas Karish," kata pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi.

Baca juga: Palestina Serahkan Peluru yang Bunuh Abu Akleh ke Tim Forensik AS

Hizbullah tidak akan, "Berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa dalam menghadapi penjarahan (Israel) kekayaan alam Libanon yang merupakan satu-satunya harapan untuk keselamatan rakyat Libanon," ia memperingatkan. Libanon dan Israel melanjutkan negosiasi di perbatasan maritim mereka pada 2020, tetapi prosesnya terhenti oleh klaim Beirut bahwa peta yang digunakan oleh PBB dalam pembicaraan perlu dimodifikasi.

Libanon awalnya menuntut 860 kilometer persegi (330 mil persegi) perairan yang dikatakan dalam sengketa tetapi kemudian meminta tambahan 1.430 kilometer persegi (552 mil persegi), termasuk bagian dari ladang Karish. Israel mengeklaim bahwa ladang itu terletak di perairannya dan bukan bagian dari wilayah yang disengketakan yang tunduk pada negosiasi yang sedang berlangsung.

Perdana Menteri sementara Israel Yair Lapid mengatakan Sabtu bahwa Israel tahu cara menggunakan kekuatannya melawan setiap ancaman dan melawan setiap musuh, tanpa secara khusus menyebutkan drone yang dicegat. "Saya mengatakan kepada semua orang yang mencari kematian kami, dari Gaza ke Teheran, dari pantai Libanon ke Suriah, 'Jangan uji kami,'" katanya dalam pidato pertamanya sebagai perdana menteri.

Baca juga: Eksekusi Mati Di Iran Melonjak Lebih dari Dua Kali Lipat

Lapid mulai menjabat pada Jumat setelah pembubaran parlemen Israel, pendahuluan untuk pemilihan legislatif baru yang akan diadakan pada 1 November. Libanon dan Israel secara teknis tetap berperang dan tidak memiliki hubungan diplomatik. Penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan.

Israel melakukan perang yang menghancurkan dengan Hizbullah pada 2006 dan menganggap kelompok yang didukung Iran sebagai salah satu musuh utamanya. Pada pertengahan Juni, seorang pejabat yang dekat dengan negosiasi perbatasan maritim mengatakan kepada AFP bahwa Libanon mengajukan tawaran kepada mediator kunjungan AS yang menahan tuntutan untuk bagian-bagian Karish, tetapi termasuk klaim atas semua bidang yang terpisah. (AFP/OL-14)

BERITA TERKAIT