SERANGAN udara Israel di dekat Damaskus, Suriah, pada Rabu (27/4) menewaskan sembilan pejuang. Di antara korban tewas, lima tentara Suriah. Ini merupakan serangan paling mematikan sejak awal 2022.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan hal itu. Gudang amunisi dan beberapa posisi terkait dengan kehadiran militer Iran di Suriah termasuk di antara target serangan itu.
Media pemerintah di Suriah mengonfirmasi empat dari lima korban dalam serangan itu. Kabar tersebut tidak dikomentari oleh Israel.
"Musuh Israel melakukan serangan udara saat fajar menargetkan beberapa posisi di sekitar Damaskus," kata seorang sumber militer seperti dikutip oleh kantor berita negara SANA. "Penyelidikan menunjukkan bahwa empat tentara tewas, tiga lain terluka, dan kerusakan material dicatat."
Empat lain yang tewas bukan anggota militer Suriah tetapi anggota milisi yang didukung Iran, kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman. Dia tidak dapat memverifikasi kewarganegaraan mereka.
Dia mengatakan setidaknya lima daerah terpisah menjadi sasaran serangan Israel terbaru. Koresponden AFP di ibu kota Suriah mengatakan mereka mendengar ledakan keras.
Sejak perang pecah di Suriah pada 2011, Israel melakukan ratusan serangan udara di negeri itu. Alasan Israel yakni menargetkan posisi pemerintah serta pasukan sekutu yang didukung Iran dan kelompok militan Syiah Hizbullah.
Israel jarang mengomentari serangan individu. Namun mereka mengakui serangan telah meningkat ratusan kali sejak 2011. Militer Israel mengeklaim itu dilakukan untuk mencegah musuh bebuyutannya Iran mendapatkan pijakan di depan pintu negaranya.
Konflik di Suriah dimulai dengan penindasan brutal terhadap protes damai dan meningkat untuk menarik kekuatan asing dan jihadis global. Ini telah menewaskan hampir 500.000 orang dan menelantarkan setengah dari populasi negara itu. (OL-14)