ISRAEL menduduki peringkat ke-10 pengekspor senjata internasional terbesar dalam lima tahun terakhir. Ini menurut lembaga think tank keamanan global independen yang dilansir The Times of Israel, Senin (4/4).
Laporan terbaru Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (Stockholm International Peace Research Institute), yang mengukur perdagangan senjata dari 2017 hingga 2021, mengatakan perdagangan senjata ke Eropa melonjak, negara-negara Teluk ialah importir utama, dan Israel tetap menjadi pemain utama. Laporan yang dirilis bulan lalu mengatakan Israel menyumbang 2,4% dari ekspor senjata internasional pada 2017 hingga 2021, dengan penerima utamanya ialah India, Azerbaijan, dan Vietnam.
Volume ekspor Israel turun 5,6% selama jangka waktu tersebut dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya. Satu-satunya negara Timur Tengah lain dalam 25 pengekspor senjata teratas ialah Turki, di peringkat ke-12, Uni Emirat Arab peringkat ke-18, dan Yordania ke-25.
Lima negara terkemuka mendominasi perdagangan global menyumbang 77% dari seluruh ekspor. Negara-negara tersebut ialah AS dengan 39%, Rusia 19%, kemudian Prancis, Tiongkok, dan Jerman. Negara lain yang masuk dalam 10 besar eksportir ialah Italia, Inggris, Korea Selatan, dan Spanyol.
Eropa dan Amerika Utara menyumbang 87% dari semua ekspor senjata, menurut lembaga penelitian, yang mengidentifikasi 60 negara yang mengekspor senjata selama periode tersebut. Studi tersebut mengatakan bahwa selama periode itu perdagangan global turun 4,6%. Namun ada peningkatan 19% dalam transfer senjata ke Eropa didorong oleh ketegangan dengan Rusia, bahkan sebelum invasinya ke Ukraina. Importir terbesar Eropa ialah Inggris, Norwegia, dan Belanda.
Baca juga: Hindu Garis Keras India Manfaatkan Film Laris The Kashmir Files
Ada sedikit peningkatan di Timur Tengah dan penurunan besar dalam perdagangan ke Amerika dan Afrika. Pandemi memiliki dampak yang sangat kecil pada perdagangan senjata, kata laporan itu.
AS meningkatkan pangsa pasarnya sebesar 7% dan menarik jauh di depan Rusia, eksportir terbesar kedua. AS mengirimkan senjata ke 103 negara antara 2017 dan 2021. Pesawat merupakan mayoritas dari pengiriman tersebut, diikuti oleh rudal dan kendaraan lapis baja. Bagian terbesar pergi ke Timur Tengah.
Rusia sebagian besar mengirim senjata ke India, Tiongkok, Mesir dan Aljazair, dan ekspornya turun 26%. AS dan Prancis meningkatkan eksportir mereka, tetapi perdagangan dari Tiongkok, Rusia, dan Jerman turun.
Baca juga: Yordania Kutuk Eskalasi Warga Israel di Wilayah Palestina
Israel ialah importir senjata terbesar ke-14 menyumbang 1,9% dari pangsa global. Sekitar 92% impor Israel berasal dari AS, sebagian besar jet F-35 dan bom berpemandu, diikuti oleh pengiriman dari Jerman dan Italia. Jerman memasok kapal selam Israel. Impor keseluruhan Israel melonjak 19% selama lima tahun sebelumnya.
India dan Arab Saudi ialah importir utama dunia. Masing-masing menyumbang 11% dari impor global. Empat dari 10 importir teratas berada di Timur Tengah yaitu Arab Saudi, Mesir di tempat ketiga, Qatar keenam, dan UEA kesembilan. Impor Mesir melonjak 73%.
Arab Saudi meningkatkan impornya sebesar 27% karena mengobarkan perang di Yaman dan mengincar musuhnya Iran. Sebagian besar pengirimannya berasal dari AS. AS menjadi importir terbesar ke-13 dengan pemasok utama ialah Inggris, Belanda, dan Prancis. Rusia tidak termasuk di antara 25 importir teratas.
Baca juga: 77% Evangelis Percaya Iran Gunakan Nuklir untuk Hapus Israel
Selama periode waktu yang dipelajari, Ukraina memerangi separatis pro-Rusia di timurnya, tetapi tidak secara langsung memerangi Rusia, dan mengimpor sangat sedikit senjata, hanya 0,1% dari impor global. Studi tersebut mengatakan bahwa, meskipun PBB mencabut embargo senjata terhadap Iran pada 2020, "Tidak ada bukti publik bahwa Iran telah menerima atau memesan sejumlah besar senjata utama dari luar negeri."
Data lembaga think tank itu sebagian didasarkan pada perkiraan dan mencakup transfer termasuk hadiah, penjualan, dan produksi di bawah lisensi. (OL-14)