07 April 2022, 10:40 WIB

Mali Buka Investigasi Pembantaian 300 Sipil


Cahya Mulyana | Internasional

AFP/OUSMANE MAKAVELI
 AFP/OUSMANE MAKAVELI
Warga membangun dinding Masjid Komoguel di Mopti, Mali, Minggu (27/3/2022)

PEMERINTAH Mali membuka penyelidik terkait dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) oleh militernya terhadap ratusan warga di desa Moura.

"Menyusul tuduhan dugaan pelanggaran yang dilakukan terhadap warga sipil. penyelidikan telah dibuka oleh polisi nasional atas instruksi kementerian pertahanan dan veteran untuk melakukan penyelidikan menyeluruh untuk menjelaskan tuduhan ini," kata Jaksa Militer Mali dalam sebuah pernyataan.

Tentara Mali mengumumkan pada 1 April telah membunuh 203 gerilyawan di Moura, di pusat negara Sahel, selama operasi selama satu bulan sebelumnya. Namun data itu dibantah Human Rights Watch (HRW).

Baca juga: AS Sebut Sanksi untuk Rusia Juga Merupakan Pelajaran bagi Tiongkok

HRW menduga militer Mali dan kelompok yang dijadikan target dengan dalih separatis telah membunuh 300 warga sipil Moura. Bahkan insiden itu disebut kekejaman terburuk yang diungkap HRW selama konflik bersenjata satu dekade di Mali.

Pasukan Mali beroperasi bersama-sama dengan tentara asing kulit putih, menurut HRW, yang diyakini orang Rusia karena laporan saksi menyebut mereka tidak bisa berbahasa Prancis. Rusia telah memasok instruktur militer ke Mali.

Namun, Amerika Serikat, Prancis, dan lainnya, mengatakan bahwa instrukturnya adalah agen dari perusahaan keamanan swasta Rusia, Wagner.

Pada hari Rabu, pakar hak asasi manusia independen PBB Alioune Tine mendesak penyelidikan independen dan tidak memihak atas peristiwa tersebut. "Temuan ini harus dipublikasikan dan tersangka dibawa ke pengadilan," tambah Tine.

(France24/H-3)

BERITA TERKAIT